Selasa, 12 Mei 2009

Wiranto Tak Merasa Hina

Posisi Capres Jadi Cawapres JAKARTA - Rapimnas Partai Hati Nurani Rakyat kemarin secara bulat menerima pencalonan Jusuf Kalla-Wiranto sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Penurunan status Wiranto dari calon presiden menjadi calon wakil presiden diterima oleh 33 DPD dari seluruh provinsi tanpa interupsi."Menurun targetnya dari capres menjadi cawapres bukan hina. Sebab, kepentingan kita bukan jabatan, tapi ladang pengabdian untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto di depan peserta rapimnas. Rapimnas itu juga menjadi ajang perkenalan secara resmi Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai calon presiden yang diusung pada Pemilu Presiden 2009. JK didampingi Ny Mufidah Jusuf Kalla, anggota Dewan Penasihat DPP Golkar Fahmi Idris, dan Sekjen Golkar Soemarsono. Di depan kader Hanura, JK mengaku bangga dengan soliditas Hanura, sehingga tidak bisa diobok-obok oleh kekuatan lain seperti yang terjadi di PAN, PPP, dan Partai Golkar. "Mungkin takut karena mereka dulu anak buahnya Pak Wiranto yang mantan panglima ABRI. Golkar masih kena juga walaupun Sekjennya bekas Wakil KSAD," seloroh JK yang disambut tawa hadirin. Di depan ratusan kader Hanura, JK mengakui lemahnya keyakinan kader-kader Golkar dengan potensi kemenangan pasangan JK-Wiranto. Dalam rapat-rapat partai, JK mengaku mendapat keluhan tentang kekhawatiran menjadi oposisi bila JK kalah pada pemilu presiden. "Belum berjuang mereka sudah merasa kalah. Takut bagaimana kalau jadi oposisi. Padahal, kita harus berpikir bagaimana kalau yang menjadi oposisi itu orang lain. Itu bukan mimpi kalau kita bekerja keras dengan semangat dan keyakinan akan ada rida Allah." Meski elektabilitasnya kalah dibanding SBY, JK tidak gentar. Berdasar perhitungannya, jumlah pemilih pada pemilu mencapai 172 juta. Sekitar 20 juta di antaranya memilih Partai Demokrat karena faktor SBY pada pemilu legislatif. "Artinya, masih ada 150 juta pemilih yang tidak memilih partai nomor satu. Kita hanya harus berusaha agar 150 juta itu datang ke TPS dan memilih JK-Wiranto. Jangan takut dengan yang dapat 20 juta, karena suara kita (Golkar-Hanura) juga sudah 20 juta," ujarnya. "Saya yakin hati nurani bangsa ini ingin lebih cepat dan lebih baik," tandasnya disambut tepuk tangan dan derai tawa ratusan kader Hanura.JK menegaskan, cita-cita membangun kesejahteraan dan keadilan belum tercapai karena belum ada pemimpin jujur dan ikhlas yang memiliki sifat kepemimpinan cepat dan tegas. "Kita butuh pemimpin yang tegas, tidak ragu-ragu, karena seluruh bangsa bersaing ketat. Kalau kita ragu-ragu, tidak bisa cepat mengambil keputusan, pasti tertinggal dari bangsa lain. Ketegasan adalah dambaan birokrasi," tandasnya. Ketua umum Partai Golkar yang kini masih menjabat Wapres itu yakin pasangan JK-Wiranto memiliki kecepatan berpikir dan bertindak serta ketegasan karena telah menjalani karir dari posisi paling dasar. Dengan demikian, mereka mengetahui masalah dan solusinya. "Sebagai wakil presiden, saya telah berbuat banyak, tapi akan lebih banyak lagi kalau seluruh gerbong kita lebih cepat lebih baik," tuturnya. Salah satu bukti ketegasan JK-Wiranto adalah deklarasi menjadi pasangan capres-cawapres lebih cepat sepuluh hari daripada pasangan capres-cawapres lain. Kecepatan itu memberi waktu sepuluh hari lebih cepat untuk mempersiapkan diri menuju pemilu presiden 8 Juli mendatang. "Pada waktu masih banyak orang berpikir dengan siapa, kapan deklarasi, kita tanpa ragu-ragu tanda tangan koalisi," tandasnya. (noe/tof)

Tidak ada komentar: