Kamis, 14 Mei 2009

Pertumbuhan Industri di Bawah Laju Ekonomi


JAKARTA - Pemerintah tak mampu mewujudkan target pertumbuhan industri, seperti tercantum dalam Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 sebesar 8,5 persen. Pasalnya, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan industri selalu di kisaran 4-5 persen. ''Memang sulit dicapai karena karena beberapa sektor industri dihantam permasalahan krusial,'' ujar Sekjen Depperin Agus Tjahajana Wirakusumah kemarin (13/5). Pertumbuhan industri selalu berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Bahkan, tahun ini pertumbuhan industri diprediksi hanya 2,5 persen.Beberapa masalah melilit sektor industri di dalam negeri. Misalnya, industri berbasis kayu kesulitan bahan baku karena isu pembalakan liar. Menurut dia, hal seperti itu tidak terjadi pada zaman Orde Baru. ''Dulu industri plywood Indonesia cukup besar. Tapi, sekarang kan sulit berkembang karena krisis bahan baku,'' tuturnya.Tapi, dia berkilah pembangunan industri tak boleh hanya terpaku pada besarnya angka pertumbuhan. Selama lima tahun ini, kata Agus, fokus pemerintah adalah memperkuat struktur manufaktur nasional. Itu terutama dilakukan pada industri berpotensi tinggi. ''Beberapa sektor industri yang tadinya kurang berkembang kini mulai kelihatan geliatnya.'' Dia mencontohkan, industri kendaraan bermotor terus tumbuh signifikan dari 2004 hingga 2009. Hal ini terlihat dari total penjualan motor. Jika pada 2004 hanya 3,8 juta, pada 2008 menembus 6,2 juta unit. Demikian juga penjualan mobil menyentuh 607 ribu unit tahun lalu. ''Itu bukti menjadi industri besar sekarang,'' katanya. (wir/dwi)

Tidak ada komentar: