Kamis, 14 Mei 2009

Penyerapan Produk Lokal Masih Minim

JAKARTA - Sektor industri menjadi penyumbang terbesar PDB (Product Domestic Bruto) dalam perekonomian nasional. Sayangnya, dalam dua dasawarsa terakhir populasinya masih belum merata. Sebanyak 70 persen kegiatan industri masih berada di Jawa, dan hanya 30 persen di luar Jawa. "Salah satu faktor kurang meratanya industri dalam negeri adalah minimnya masyarakat yang menggunakan produksi lokal, baik jasa maupun barang," ujar Menteri Perindustrian, Fahmi Idris kemarin. Menurut dia, banyak kemajuan di sektor industri, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas yang sudah memberi kontribusi bagi perekonomian di daerah."Karena itu, Kementrian dan Lembaga (K/L) diminta menyerap 471 barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri,'' sambung Sekretaris Jenderal Depperin, Agus Tjahajana Wirakusumah. Permintaan itu sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). "Kita berharap ada alokasi 20-30 persen anggaran belanja untuk membeli produk lokal," cetusnya.Menurut Agus, juknis tersebut mengacu pada Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang dan Jasa Pemerintah, serta Inpres No. 2/2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri. Depperin sudah mengategorikan berbagai jenis barang dan jasa yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri. "Kita kelompokkan dalam 21 kategori." Pemerintah juga menetapkan preferensi harga, yaitu untuk kategori jasa sekitar 7,5 persen, untuk produk industri 15 persen dan 30 persen, dan untuk produk dengan kandungan lokal rendah diberi batasan hingga 15 persen. "Artinya, kalau harga produk lokal lebih mahal 15 persen dibanding impor, produk itu masih layak memenangkan tender," terangnya. Wakil Ketua Umum Bidang Industri, Riset, dan Teknologi, Kadin, Rachmat Gobel menyerukan kalangan pengusaha, terutama di sektor manufaktur untuk memanfaatkan momentum peringatan hari tertentu buat menggalang masyarakat dalam meningkatkan konsumsi produk lokal. "Contohnya melalui bazar dan program diskon." (wir/bas)

Tidak ada komentar: