Jumat, 26 Juni 2009

Data Asuransi Jiwa

Rinaldi MudaharVice President Director & Chief Agency Officer PT Prudential Life Assurance
'Profesionalisme jadi kriteria utama'
Agen merupakan salah satu aset berharga bagi perusahaan asuransi jiwa. Agen yang berkualitas menjadi jaminan produksi premi. Berikut petikan wawancara dengan Rinaldi Mudahar, Vice President Director & Chief Agency Officer PT Prudential Life Assurance, untuk mengetahui strategi merekrut agen yang baik.
Apa strategi Prudential dalam merekrut agen?
Prudential Indonesia selalu berupaya untuk mensosialisasikan peluang berkarir di bidang asuransi kepada masyarakat, sekaligus memberikan kesadaran bahwa profesi ini punya potensi penghasilan yang luar biasa.
Jalur-jalur sosialisasi yang paling efektif adalah melalui para agen itu sendiri yang telah membuktikan keberhasilan sistem pelatihan dan pengembangan.
Selain itu kegiatan sosialisasi yang dapat ditempuh adalah melalui inisiatif asosasi/industri.
Kami mendukung sepenuhnya dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dicanangkan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang memberikan penghargaan dalam program tahunan "Top Agent Awards". Tidak ketinggalan dukungan terhadap Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia (FAPI) yang mensosialisasikan program "Insurance Goes to Campus".
Bentuk lainnya adalah Prudential Indonesia secara rutin beriklan di media massa, antara lain dalam memberikan penghargaan kepada para agen berprestasi.
Kriteria agen seperti apa yang diutamakan?
Kriteria dasar dari agen yang sangat penting adalah bahwa mereka selayaknya memiliki attitude yang mendukung skill dan profesionalitas dalam melayani para nasabah kami.
Agen merupakan tenaga ahli yang akan membantu perencanaan keuangan para nasabah di tiap tahapan kehidupan dan memberikan saran kepada nasabah mengenai pemenuhan kebutuhan finansial mereka dan keluarganya.
Sebagai ujung tombak perusahaan dalam berhubungan dengan nasabah, agen harus dapat menjaga kepercayaan yang diberikan oleh nasabah baik kepada dirinya sendiri maupun terhadap jasa dan layanan yang diberikan perusahaan.
Tidak kalah penting, agen harus dapat ikut menjaga image dan brand perusahaan sehingga terus dipercaya sebagai penyedia jasa keuangan yang andal.
Bagaimana membina agen?
Kami sangat fokus terhadap pengembangan dan pelatihan agen. Beberapa inisiatif telah dan terus kami kembangkan yang menempatkan kami di jajaran terdepan: Sarana pelatihan bernama PRUsales academy yang kini tersebar di 6 kota (Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang dan Denpasar), dan akan terus kami tambah kehadirannya di waktuwaktu mendatang.
Kami sampai saat ini merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki fasilitas E-Learning dan E-Exam yang dapat mendukung para agen untuk belajar secara mandiri, dan mengikuti ujian lisensi dengan cara yang lebih nyaman, lebih cepat, dengan tetap mengacu kepada ketentuan. Melalui E-Exam, lisensi keagenan bisa didapat hanya dalam waktu 1 jam setelah ujian.
Kami juga secara rutin mengadakan acara seminar pengembangan diri bagi para agen. Selain itu ada konferensi bagi para leader di seluruh Indonesia dalam acara National Leaders Conference (NLC).
Ada kiat khusus agar agen kian handal?
Keberadaan PRUsales academy diharapkan dapat terus menciptakan agen yang andal dan profesional.
Kami melakukan levelling dan segmentasi agen berdasarkan kinerja yang telah mereka lakukan.
Kami juga memberikan jenjang pencapaian promosi berdasarkan produktivitas yang berkelanjutan.
Selain itu ada perjalanan konvensi untuk berbagai tahap pencapaian seperti Star Club, Double Star Club, President's Cabinet's Club, dan President's Club.
Ada pula penghargaan khusus bagi para Top Achievers dalam bentuk gala dinner, dll. Pemberian kesempatan mengikuti konvensi dan seminar ke mancanegara seperti Mid-Year Leaders Challenge (MYLC), MDRT, dll.
Tidak kalah pentingnya, adalah pendekatan humanis.
Sebagai ujung tombak penjualan bagi perusahaan, para agen adalah mitra kami, dan selayaknya menjadi partner diskusi dan bertukar pikiran, saling memberikan masukan dan support dalam mengembangkan bisnis.

Data :
WAWANCARA Reza ManggusDirektur Pemasaran Relife
Membentuk agen professional
Agen memegang peranan penting di hampir semua asuransi jiwa di Tanah Air, termasuk PT Asuransi Jiwa Recapital atau kerap disebut Relife. Sedikitnya 65% dari kinerja di 2008 disumbangkan dari kanal distribusi tersebut.
Pada akhir 2008, Relife membukukan pertumbuhan perolehan premi 226% dibandingkan 2007 atau senilai Rp170 miliar. Pencapaian yang membanggakan untuk perusahaan yang baru berumur dua tahun tersebut.
Pada ajang Top Agent Awards 2008 yang diadakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia di Yogyakarta, agen Relife berhasil mendapatkan piala Top Group Premium.
Untuk memperbesar kualitas kerjanya di masa mendatang, Relife berupaya meningkatkan agen baik dari sisi kuatitas maupun kualitas.
Untuk mencetak agen yang profesional, perusahaan membekali armada pemasarannya dengan pelatihan yang intensif dan berkala.
Disamping itu, Relife setiap tahunnya menambah jumlah kantor pemasaran di kota-kota strategis di seluruh Indonesia selain memperkuat jaringan distribusi alternatif dan bancassurance.
Sebagai perusahaan yang berorientasi kepada customer-nya, Relife berusaha untuk menyediakan sarana komunikasi yang baik dengan nasabahnya, diantaranya dengan membangun call center dan juga mengeluarkan produk-produk inovatif yang menjawab kebutuhan pasar. Berikut wawancara dengan Direktur Pemasaran Relife Reza Manggus:
Berapa jumlah agen Relife dan seperti apa kontribusinya terhadap kinerja perusahaan di 2008 dibandingkan dengan kanal distribusi lainnya? Kami tidak bisa memberikan angka pasti berapa jumlah agen yang ada saat ini karena jumlah tersebut sangat fluktuatif, selalu berubah dari waktu ke waktu. Tapi yang pasti kami sangat bangga dengan pertumbuhan jumlah agen Relife, yaitu sekitar 25% per tahun. Kontribusi penjualan agen individu kami terhadap pendapatan premi tahun lalu sekitar 65%. Sisanya terbagi antara group distributions, alternative distributions seperti mikro dan bancassurance.
Target apa yang ditetapkan perusahaan terhadap jumlah agen dan kontribusi mereka di 2009?Yang pasti kami berharap jumlah agen akan terus bertambah melebihi apa yang sudah kita peroleh tahun lalu. Dengan demikian kontribusi penjualan agen kami akan melampaui 65%.
Bagaimana Relife melatih agennya menjadi agen yang profesional?Kami melatih para agen dengan memberikan training-training mulai dari training dasar hingga training lanjutan atau advanced, mentoring agar dapat menjadi agen profesional melalui program MDRT (Million Dollar Round Table) serta training untuk para leadernya agar mereka dapat membentuk para agennya menjadi tenaga pemasaran yang profesional.
Disamping itu para agen juga diikutsertakan pada seminar-seminar motivasi yang berguna untuk menambah wawasannya.
Saat ini agen dituntut mempunyai pengetahuan mengenai perencanaan keuangan karena mereka tidak hanya menjual produk tapi juga menjadi perencana keuangan keluarga. Apa yang dilakukan Relife untuk mewujudkan agen yang mempunyai kemampuan tersebut?Dalam training-training yang diberikan kami juga memberikan pengetahuan mengenai analisa kebutuhan financial (keuangan) calon klien sehingga pada saat agen bertemu dengan calon kliennya langsung dapat menganalisa kondisi keuangannya pada saat itu, kemudian mengidentifikasi tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh klien agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

"Mimpi saya, agen jadi sahabat keluarga Indonesia"
MDRT adalah impian bagi agen asuransi jiwa. Tidak sembarang agen bisa bergabung dalam asosiasi bertaraf internasional tersebut. Namun MDRT tidak hanya ada untuk kepentingan anggotanya, mereka mempunyai mimpi untuk turut membesarkan industri asuransi jiwa khususnya di Indonesia.
Berikut petikan wawancara dengan Esra Manurung, 4th MDRT member:
Bagaimana perkembangan anggota MDRT Indonesia dari beberapa tahun terakhir?
Anggota MDRT Indonesia di 2008 mencapai 510 orang. Perkembangan MDRT pada beberapa tahun ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, bukan hanya dari segi jumlah anggota baru tapi juga dari prestasi yang mereka capai dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Ini adalah perkembangan yang menggembirakan sehubungan dengan eksistensi MDRT di Indonesia.
Apa target jangka pendek dan jangka panjang MDRT Indonesia?
Target jangka pendeknya, kami akan terus membuat MDRT lebih dikenal industri dan masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, agen dan pemegang polis dapat menikmati manfaat yang diberikan oleh MDRT dalam jasa keuangan khususnya asuransi. Dalam jangka panjang adalah bertambahnya jumlah agen yang berhasil menjadi member MDRT, mendaftarkan dirinya dan juga mengikuti annual meeting secara regular. Ini menyangkut keinginan untuk belajar dan menjadi lebih baik, dengan demikian image serta profesionalisme agen dan industri asuransi meningkat.
Apa saja program MDRT tahun ini?
Secara internasional akan ada MDRT Annual Meeting, Indianapolis-USA pada 7-11 Juni 2009. Di Indonesia akan digelar MDRT Day, Agustus 2009 di Jakarta dan workshop per tiga bulan, bergantian di Jakarta, Bandung dan Medan. Workshop tersebut sudah dilaksanakan pada 10 Januari 2009 di Jakarta (Equity Life) dan 13 Maret 2009 di Bandung (Santika Hotel).Selanjutnya akan kembali diadakan pada Juli 2009 di Jakarta di Allianz life
Apa manfaat keberadaan MDRT terhadap agen asuransi di luar anggotanya?
MDRT member adalah agen-agen dengan prestasi tertinggi yang diakui secara internasional, dengan konsep "Untuk menerima, seseorang harus lebih dahulu memberi. In order to receive, individual must give". Anggota MDRT yang telah memahami manfaat menjadi MDRT, bersedia terlibat dalam memberi untuk industri, mereka biasanya menjadi role model di perusahaan masing-masing. Contohnya keberadaan MDRT Indonesia, merupakan bentuk nyata dari pelayanan para member terutama dalam hal berbagi ide-ide penjualan. Tidak segan-segan para member berbagi pengetahuan kepada sesama agen, untuk meningkatkan penjualan dan layanan kepada nasabah.
Company chair, terlibat aktif sebagai mutual partner dalam memberikan ide-ide dan mendukung programprogram perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme agen. Tentunya yang lebih penting MDRT memberikan tingkat pelayanan yang lebih profesional kepada masayarakat umum sebagai nasabah dan pemegang polis asuransi.
Bagaimana agen industri asuransi jiwa saat ini dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu?
Sejalan dengan perkembangan industri asuransi di negara kita, tentunya agen-agen di Indonesia kehidupannya semakin baik. Penghasilan para agen meningkat, sehingga level hidupnya juga meningkat. Income agen industri asuransi tidak tanggung-tanggung, bahkan tidak kalah dengan pendapatan direktur perusahaan besar.
Saya optimistis semakin hari keberadaan para agen akan semakin dihargai masyarakat. Bahkan profesi agen akan menjadi salah satu bisnis yang diminati para fresh graduate atau mereka yang ingin menjadi entrepreneur.
Dari sisi agen, apa yang perlu dibenahi saat ini untuk mewujudkan industri asuransi jiwa yang sehat?
Karena penghasilan yang terus meningkat, menurut saya sekarang waktunya agen meningkatkan thinking skill atau cara berfikirnya. Untuk dapat berperilaku sebagai seorang entreprenuer yang profesional dan memahami etika bisnis. Dulu saya sering berpikir ini tugas siapa ya?Sekarang saya mengerti pertama-tama ini adalah tanggung jawab dari para agen sendiri, yang tentu juga didukung oleh leader di industri asuransi, perusahaan, media dan pemerintah.
Apa mimpi anda terhadap industri ini?
Saya bermimpi untuk melihat asuransi berkembang menjadi industri yang bergengsi, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, karena kami para agen bekerja membangun perekonomian dalam mempersiapkan masyarakat yang 'futuristic orientation' atau punya perencanaan keuangan jangka panjang. Mimpi saya agen industri asuransi betul-betul menjadi sahabat keluarga-keluarga di Indonesia yang bisa di andalkan di masa sulit.
Untuk yang terkait dengan profesi Anda saat ini?
Saya mempunyai mimpi ke depan perusahaan asuransi akan menerapkan adanya proses seleksi yang ketat dalam memilih mitra kerjanya. Sama seperti jika seseorang hendak melamar pekerjaan di bank atau di perusahaan jasa keuangan. Sehingga agen-agen di industri ini nantinya adalah orang-orang yang profesional dan mempunyai image yang terhormat di masyarakat.
Berapa kisaran pendapatan agen jika dia sudah menjadi anggota MDRT?
Income anggota MDRT yang baru satu kali menjadi member adalah Rp290 juta belum termasuk bonusbonus lain, dan jika menjadi member berulang-ulang setiap tahun berarti income itu terakumulasi dengan komisi dari renewal premium tiap tahunnya.
Apa saja insentif yang diperoleh agen berprestasi yang anda rasa kan pernah diberikan perusahaan?
Intinya semakin tinggi prestasi kita, semakin tinggi juga penghargaan dari perusahaan. Saya pernah merasakan mendapatkan mobil dari perusahaan selama dua tahun berturut-turut.Kalau mau disebutkan satu persatu banyak sekali penghargaan untuk agen berprestasi. Setiap perusahaan memberikan apresiasi untuk agennya, tetapi dengan cara yang berbeda-beda.
Datya :
Tindak tegas poaching & twisting
Pada industri asuransi jiwa masih ada kerikil tajam berupa praktik persaingan tidak sehat yang tak jarang menimbulkan kerugian bagi nasabah asuransi.
Regulator dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) bekerja keras untuk mengatasi persoalan yang timbul, membentuk profesionalisme agen di antaranya dengan penghapusan lisensi sementara. Berikut dialog dengan Direktur Eksekutif AAJI Stephen Juwono.
Bagaimana asosiasi menanggapi praktik poaching yang masih saja terjadi?
Praktik poaching dan twisting memang terdengar masih ada tetapi bagaimana kebenaran cerita itu kami masih selidiki.
Tapi kalau dibilang banyak is a bit 'overstatement'. Saya melihat bila poaching ini diibaratkan penyakit, maka jenisnya seperti kanker.
Sebagaimana sifat kanker, dampaknya adalah menggerogoti dan merusak sistem jaringan dalam tubuh kita. Untuk menghadapi penyakit ini, AAJI berdasarkan Keputusan Munas No.09/AAJI/ MUNAS/2005 tertanggal 21 April 2005, telah membentuk Dewan Standar Praktek dan Kode Etik yang bertugas untuk menyelesaikan perselisihan antara para anggota AAJI, termasuk menangani masalah poaching ini. Anggota dari Dewan Standar Praktek & Kode Etik terdiri dari para independen profesional yang sangat mengerti & memahami bisnis asuransi jiwa.
Terkait twisting?
Saya berpendapat yang harus mendapatkan perhatian besar adalah masalah twisting, karena ini sangat merugikan nasabah.
Kami ingin mengajukan usulan ke regulator, dengan masukan pendapat dari industri agar dilakukan review terhadap KMK No. 426/KMK/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, di mana di dalamnya terdapat mengenai keagenan dan masa tunggu 6 bulan sebelum mereka bisa pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Mungkin didalamnya harus ditekankan masalah twisting tadi.
Kedua, mungkin kita bisa membuat satu form standar di mana dipakai oleh seluruh agen asuransi untuk disampaikan ke calon nasabah mereka mengenai kerugian dari twisting itu sendiri.
Karena rata-rata twisting terjadi tanpa diketahui oleh nasabah dan memberikan dampak kerugian bagi nasabah.
Sanksi apa yang bisa dikenakan untuk pihak-pihak yang melanggar?
Dalam Kode Etik disebutkan Departemen Keuangan dalam hal ini Direktur Asuransi (sekarang Biro Perasuransian) setelah berkoordinasi dengan AAJI akan mengevaluasi atau meninjau ulang atau membatalkan hasil penilaian fit and proper test direksi perusahaan asuransi yang melakukan pelanggaran. Ini mengacu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 421/KMK.06/2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian Bab V Prosedur Penilaian pasal 7 bagian (3), poin b, c, dan d.
Apa juga ada sanksi denda?
Ada. Sejumlah denda yang dihitung dari rata-rata produksi FYAP dalam waktu 3 tahun, atau jumlah tahun seorang manager dipekerjakan di perusahaan asuransi lama, bila yang bersangkutan bekerja kurang dari 3 tahun.
Sejumlah denda yang dihitung dari rata-rata produksi FYAP dalam waktu 3 tahun, atau jumlah tahun seorang tenaga pemasaran dipekerjakan di perusahaan asuransi lama, bila yang bersangkutan bekerja kurang dari 3 tahun.
Pengulangan atas pelanggaran yang terjadi akan dikenakan denda dan surat peringatan kepada CEO atau President Director perusahaan asuransi jiwa yang melakukan pelanggraran tersebut.
Agen seperti apa yang ingin dibentuk oleh industri ini?
Profesionalisme agen asuransi jiwa merupakan kebutuhan mutlak, di tengah pertumbuhan industri asuransi jiwa yang semakin cepat dengan produk kian bervariasi. Karenanya, para agen dipacu untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan & kemampuannya.
Masyarakat juga tentu lebih senang berhubungan dengan agen asuransi yang memiliki pengetahuan dalam mengatasi masalah keuangan saat ini dan perencanaan keuangan di masa mendatang.
Untuk itu agen asuransi jiwa harus mau menginternalisasi keterampilan dan pengetahuannya secara memadai, disertai komitmen untuk memegang kode etik atau etika profesi. Dengan demikian, para agen asuransi jiwa bisa menjadi penasihat keuangan yang handal dan terpercaya.
Menurut pasal 27 PP No.73 tahun 1992, agen asuransi dalam menjalankan kegiatannya harus memberikan keterangan yang benar dan jelas kepada calon tertanggung tentang program asuransi yang dipasarkan, ketentuan isi polis, termasuk mengenai hak & kewajiban calon tertanggung.
Sedangkan pasal 6 ayat 1 PP No.63 tahun 1999, agen asuransi lebih dituntut unsur profesionalismenya.
Apa yang dilakukan oleh perusahaan anggota AAJI mewujudkan itu?
Perusahaan asuransi jiwa di samping mengirimkan agennya untuk mengikuti ujian sertifikasi AAJI, perusahaan juga mengadakan pelatihan-pelatihan internal bagi para agennya, dari mulai product knowledge, selling skill, field underwriting, hingga mengikuti berbagai seminar dan workshop baik di dalam maupun di luar negeri.
Sejumlah perusahaan bahkan membangun pusat-pusat pelatihan yang tersebar di beberapa kota besar bagi para agennya.
Perusahaan juga mendorong para agennya untuk membaca majalah- majalah & buku-buku motivasi, pemasaran, dan topik-topik terkait lainnya. Perusahaan juga melakukan audit pada para agennya.
Tujuannya untuk mengetahui apakah para agen telah memasarkan produk secara benar atau tidak.
Apa dampaknya untuk agen yang belum memiliki lisensi tetap hingga tenggat Maret 2010?
Bagi agen yang belum bersertifikat maupun agen baru (rookie agent), wajib mengikuti dan lulus ujian sertifikasi penuh sebelum melakukan aktivitas pemasaran asuransi jiwa di Indonesia.
Apa harapan AAJI terhadap pelaksanaan TAA tahun ini?
Tema Utama TAA AAJI kali ini adalah "Pride And Dignity" yang memaknai pentingnya profesi agen asuransi iiwa dalam memberikan perlindungan dan perencanaan keuangan keluarga Indonesia.
Ini juga menjadi refleksi kebanggaan atas profesinya yang mulia, serta penghargaan yang tinggi dari para nasabahnya karena telah menerima pelayanan terbaik. Ini visi industri asuransi untuk meningkatkan image agen asuransi jiwa sebagai insan profesional yang kompeten dan bermartabat. Melalui pelaksanaan acara ini, diharapkan agar profesi ini semakin dikenal masyarakat luas dan dapat menjadi pilihan terbaik dalam meraih impian masa depan.
Acara akbar tahunan perusahaan- perusahaan asuransi jiwa ini adalah yang ke-22 diadakan, namun perlu diberi catatan bahwa pelaksanaan kali ini adalah penyelenggaraan yang pertama dengan format baru baik dari tempat penyelenggaraan maupun jumlah peserta yang hadir. Targetnya, 10.000 agen terbaik akan menghadiri acara ini. Dan berkumpulnya 10.000 agen dalam satu kesempatan merupakan event yang sangat spektakuler.

WAWANCARA Nelly HusnayatiExecutive Vice President & Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
Mengajak agen berani bermimpi
Aksi bajak-membajak agen (pouching) masih menjadi persoalan serius di industri asuransi. Perusahaan berupaya agar agen memiliki kualitas sekaligus mempunyai loyalitas.
Untuk mengetahui bagaimana perusahaan asuransi menjamin kepentingan agennya, berikut petikan wawancara dengan Nelly Husnayati, Executive Vice President & Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Bagaimana kinerja agen Manulife?Tahun lalu jumlah agen kami meningkat dari 3.500 orang menjadi 4.500 orang. Saat ini agen memberi kontribusi sekitar 75% dari semua pendapatam kami, baru sisanya dari bancassurance, mutual fund, dan employee benefit.
Tahun ini kami ingin tingkatkan julah agen menjadi 5.500 orang. Kalau kami melihat di tempat lain jumlah agen bisa puluhan ribu, jumlah agen kami terlihat kecil. Tapi ada perbedaan signifikan karena kami hanya merekrut orang yang bekerja full time sehingga mereka bisa berkonsentrasi penuh.
Berarti ada persyaratan yang ketat menjadi agen Manulife?Kami menerapkan proses rekrutmen dengan tiga sampai empat tahap interview. Filosofi perusahaan untuk merekrut orang yang full time harus banyak habiskan investasi waktu di proses awalnya, untuk memastikan orang itu terseleksi dengan baik. Biasanya kan orang masuk jadi agen awalnya coba-coba, karena mereka mendengar di asuransi itu income-nya besar, bisa jalan-jalan ke luar negeri.
Memang benar, tapi kami tegaskan itu hanya bisa dinikmati oleh agen yang berprestasi, jadi kami tidak mau menghamburkan janji di awal tapi ternyata nanti tidak terpenuhi.
Apa langkah Manulife mewujudkan agen yang profesional?Kami sangat kuat di bidang training. Begitu agen sudah melewati proses interview dan menandatangani kontrak maka dia masuk ke dalam training.Mereka wajib mengikuti sesi dalam lima hari penuh, tidak boleh bolos satu kalipun. Setelah itu mereka akan ke lapangan dipandu oleh manajernya, kemudian masuk ke tahap follow up training.
Apa insentif yang diberikan kepada agen?Kami punya filosofi mengembangkan agen untuk berkarir dalam jangka panjang, jadi banyak agen Manulife yang sudah bekerja lima tahun ke atas. Di sisi lain karena kami mengharapkan orang bekerja full time maka kami memberikan benefit secara penuh. Bila agen itu sudah bertahan di perusahaan minimum dua tahun dia akan diberikan program pensiun.
Tiga bulan pertama bekerja dia sudah mendapatkan asuransi jiwa, proteksi kesehatan dan asuransi kecelakaan.
Kami juga memberi mereka tempat dan fasilitas kerja setara dengan staf.
Apa ini juga strategi supaya agennya tidak dibajak?Iya, salah satunya itu.
Sebaliknya, bagaimana menjaga Manulife untuk tidak melakukan praktik yang tidak sehat?Kami dari awal memutuskan hanya merekrut orang dari luar industri asuransi. Alhamdulillah kami sampai sekarang aman dari urusan poaching. Saat agen berkomitmen kerja penuh, kami juga memberikan benefit yang lebih. Kalau dia aktif, pendapatannya banyak, tidak ada alasan untuk keluar.
Orang keluar biasanya karena incomenya kecil.
Makanya perusahaan kami membuat aturan main untuk termination jadi kalau agen tidak produkif dalam waktu tertentu dia otomatis keluar, dan mereka sudah tahu konsekuensi ini. Semua aturan main kami komunikasi sejak awal, ini harus menjadi motiviasi, bukan ancaman.
Seperti apa penghargaan dan prestasi yang bisa dicapai?Bisa bermacam- macam, mulai dari level top agent, top manager, production club, sampai dengan MDRT. Selama setahun perusahaan punya program untuk menantang seberapa tinggi prestasi yang bisa dicapai. Mereka diajarkan untuk berani bermimpi untuk menjadi somebody. Kami juga arahkan agen untuk menjadi entrepreneur.
Apa harapan kepada asosiasi terkait agen asuransi?Sebenarnya dukungan asosiasi sudah jauh lebih baik dibandingkan dulu, namun yang belum ditangani asosiasi adalah bagaimana menengahi kasus poaching.
Harapan kami lainnya adalah harus segera ada dukungan yang lebih baik tentang lisensi keagenan.
Untuk regulator?Semua perusahaan asuransi bertujuan memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah, jangan sampai nasabah dirugikan. Saat poaching terjadi, agen cenderung juga memindahkan nasabahnya, hal ini sangat menyedihkan. Di negara lain, misalnya Singapura, kalau twisting terjadi agen tidak mendapatkan apa-apa. Saya harapkan ini juga diterapkan di Indonesia, karena sebagian besar nasabah pengetahuannya masih terbatas.

WAWANCARA Didiek SugiantoDirektur Pemasaran AJB Bumiputera 1912
Menjadi miliarder dengan jualan asuransi
Dunia Asuransi, dunia penuh kejutan. Tidak ada yang mustahil di dunia asuransi. Ingin memiliki pekerjaan yang tidak terikat jam kerja, ditambah bisa keluar negeri gratis, dan mendapat penghasilan jutaaan bahkan sampai milyaran rupiah.
Tidak hanya itu, penghargaan tertinggi di industri asuransi, "Agen of The Year," juga dapat diraih.
Semua itu hanya bisa dicapai oleh mereka -para Agen- yang berkarir di dunia asuransi, hanya dengan cara menjual produk-produk asuransi.
Didiek Sugiyanto, Direktur Pemasaran Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, mengemukakan bahwa agen merupakan ujung tombak asuransi, yang melakukan fungsi distribusi atau kepanjangan tangan perusahaan untuk men-deliver produk serta menjangkau masyarakat.
Jenjang karir
Kepala Departemen Keagenan Bumiputera 1912, Carry Poetiray menjelaskan, "Seorang agen biasanya di rekrut, bukan menawarkan diri." Menurut ia, manajemen Bumiputera sangat concern dalam pengembangan agen. Pendidikan dan pelatihan agen dibuat dengan sangat sistematis, termasuk pengembangan jenjang karirnya.
Sebelum terjun ke masyarakat, seorang agen, menurut Carry harus melalui beberapa tahapan. Tahap awal, dinamakan agen lapangan. Agen disini diberikan pendidikan seputar product knowledge (pengetahuan produk asuransi) dan underwriting (seleksi risiko). Selama 3 bulan berikutnya, seorang agen akan dibimbing oleh seorang supervisor untuk melakukan pemasaran asuransi jiwa kepada captive marketnya (pasar bawaan). Keberhasilan mereka memasarkan asuransi kepada pasar bawaannya inilah yang menjadi pola penetrasi awal seorang agen. Pada saatnya nanti, para agen ini diharapkan mampu mengembangkan captive market-nya.
Berikutnya, agen tersebut dikontrak oleh Bumiputera, dan langsung terjun ke masyarakat.
Pada tahapan yang berlangsung selama 6 bulan ini, agen diberikan target penjualan. Disini, mereka juga dibekali pengetahuan untuk menempuh sertifikasi agen (ujian lisensi keagenan/full license), yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). "Pada tahap ini, agen diharapkan sudah dapat bermetamorfosa untuk menjadi Financial Consultant, bukan hanya sekadar penjual." jelas Carry.
Seorang agen yang berprestasi akan di promosi menjadi agen Koordinator (AK), ia membawahi beberapa orang agen. Setelah satu tahun, seorang AK yang berprestasi akan di promosi ke jenjang berikutnya. Yakni, sebagai kepala unit (unit manager), apabila ia memilih jalur karir atau pegawai tetap Bumiputera. Seorang AK juga diperkenankan tetap menjadi mitra kerja agen dalam jalur non-karir (money hunter).
Bumiputera membuka peluang kepada siapa saja yang ingin menjadi agen. Mulai dari ibu rumah tangga, fresh graduate, bahkan pemegang polis. Asalkan mereka memiliki captive market. Kini, tidak kurang 23 ribu orang atau sekitar lebih dari 13% agen yang beroperasi di Indonesia adalah agen Bumiputera yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Awalnya coba-coba
Tahukah Anda, kebanyakan dari mereka yang kini mendulang sukses sebagai agen Bumiputera, mengawalinya dengan coba-coba, atas ajakan teman, sekadar mengisi waktu luang, atau sekadar iseng.
Ketika mengenyam manisnya komisi dari penjualan asuransi, mereka justru bersemangat untuk meraih sukses yang lebih tinggi dan menjadi miliarder.
Selain meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya, mereka juga mendapat apresiasi dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sebagai Top Agent Award (TAA). Ajang kompetisi agen asuransi jiwa yang telah berlangsung sejak tahun 2001.
Tak diragukan lagi, agen asuransi kini bisa diandalkan sebagai pilihan karir yang menjanjikan, layaknya pengusaha tanpa modal. Cukup bermodalkan kemauan, keuletan dan semangat pantang menyerah siapapun bisa menjadi agen asuransi.
Kini, tidak sedikit dari agen asuransi yang sukses, baik dari sisi finansial maupun karir.
Beberapa dari agen yang tetap memilih jalur non-karir telah menjelma menjadi miliarder.
Sementara mereka yang memilih jalur karir dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan Bumiputera. Sengaja atau tidak, ternyata beberapa orang pejabat dan jajaran direksi Bumiputera, mengawali karir sebagai agen asuransi.

DATA :
PT Asuransi AXA IndonesiaJaga hasil investasi
Selama 2008, manajemen yang dipimpin P.S. Gopikrishna Srivatsha berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp10,53 miliar atau melonjak dari pencapaian tahun sebelumnya yang minus Rp8,23 miliar.
Premi yang dikumpulkan tercatat mencapai Rp186,72 miliar atau naik dari Rp157,4 miliar. Hasil investasi juga mencapai Rp7,48 miliar atau naik dari Rp7,06 miliar. Investasi di deposito menjadi pendongkrak keuntungan.
Pencapaian rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) perusahaan selama tahun lalu mencapai 197% atau di atas tingkat minimal yang dipersyaratkan pemerintah sebesar 120%.
Hal itu berarti perusahaan dengan aset Rp176,68 miliar ini sangat sehat dan didukung dengan komitmen saham grup AXA yang memiliki pengalaman dan nama besar di perasuransian global.

PT Asuransi Jiwa Recapital (Relife)Genjot kontribusi unit-linked
Relife akan memperbesar kontribusi bisnis unitlinked sebagai salah satu strategi menekan cadangan premi yang memberatkan perusahaan. Tahun ini, kontribusi produk proteksi berpadu investasi itu ditargetkan mencapai 55% dari target premi Rp300 miliar.
Presiden Direktur Relife Liza Linda menjelaskan unit-linked pada 2008 hanya menyumbang di bawah 1% atau Rp856 juta karena baru menjelang akhir tahun diluncurkan.
Pada 2010, Liza optimistis perolehan unit-linked semakin mendominasi mencapai 85% dari total portofolio bisnis.
Liza mengatakan krisis keuangan yang menggoncang iklim investasi justru sedikit banyak memberikan keuntungan untuk bisnis unit-linked Relife yang baru diluncurkan. Pasalnya, harga per unit sekarang sedang sangat murah.
Anak perusahaan Recapital Group yang baru berusia dua tahun itu mencatat premi 2008 sebesar Rp164 miliar atau tumbuh 215% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Klaim tercatat mencapai Rp112 miliar yang utamanya berasal dari produk proteksi yang dipadu investasi jangka pendek bergaransi sebesar Rp60 miliar dan asuransi kesehatan Rp35 miliar.
Liza mengatakan produk investasi jangka pendek itu nantinya akan semakin ditekan dan digantikan unit-linked. Sementara asuransi kesehatan kontribusinya tetap akan ditingkatkan dari Rp60 miliar pada 2008 menjadi Rp80 miliar pada 2009.

PT Asuransi Jiwa Manulife IndonesiaBertahan dari krisis
Pada 2008, Manulife Indonesia mampu mencetak premi netto sebesar Rp2,82 triliun atau naik sebanyak Rp400 miliar dari tahun sebelumnya. Namun hasil investasi terganjal dengan situasi pasar modal yang lesu karena krisis finansial.
Selama tahun lalu, jumlah investasi yang mencapai Rp9,12 triliun atau naik Rp2 triliun dari tahun sebelumnya, mencerminkan dana nasabah justru diguyurkan ke pasar modal dalam negeri.
Selisih kurs investasi yang mencapai lebih dari Rp345 miliar menolong pendapatan perusahaan yang tercatat senilai Rp3,13 triliun. Dampaknya laba Manulife Indonesia sedikit terkoreksi dari Rp287,1 miliar menjadi Rp160,2 miliar.
Asuransi yang didukung penuh Manulife Kanada ini mencatatkan rasio RBC sebesar 286,39% atau naik dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar 252,06%.

PT Panin LifeSehat meski untung berkurang
Kinerja selama tahun lalu tak lepas dari kondisi pasar modal yang membuat banyak investasi asuransi tak cemerlang seperti tahun sebelumnya. Pada 2008, Panin Life menempatkan dana investasi sebesar Rp5,83 triliun yang sebagian besar untuk penempatan langsung.
Panin Life membukukan pendapatan premi sebesar Rp1,16 triliun atau turun tipis dari posisi 2007 sebanyak Rp1,35 triliun.
Namun solvabilitas perusahaan berada dalam posisi yang kuat. Rasio RBC per 31 Desember 2008 sebesar 729% atau jauh di atas ketentuan pemerintah 120%. Artinya kesehatan perusahaan tak perlu diragukan.

PT Prudential Life AssurancePremi melonjak
Pada tahun lalu, agen-agen Prudential membuktikan kerja keras mereka dengan mencatatkan perolehan premi sebesar Rp7,02 triliun atau melonjak Rp1,5 triliun dari tahun sebelumnya.
Hasil investasi Prudential selama 2008 memang mencatatkan pencapaian yang tak kinclong seperti tahun sebelumnya. Hasil investasi tercatat minus Rp3 triliun karena kondisi pasar modal yang juga tak menggembirakan.
Namun, hasil pengelolaan beban klaim dan manfaat yang baik membuat laba pada 2008 sebelum pajak naik Rp300 miliar menjadi Rp987,23 miliar dibandingkan perolehan selama 2007.
Perusahaan yang beraset Rp10,32 triliun ini juga membayar kewajiban pajak kepada negara sebesar Rp867 miliar sehingga laba bersih yang dibukukan tersisa Rp120,03 miliar. RBC Prudential sebesar 206%.

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912Laba bersih tetap naik
Pada 2008, asuransi yang merupakan satu-satunya bersifat mutual ini mencatatkan perolehan premi Rp4,1 triliun atau naik dari pencapaian sebelumnya sebanyak Rp3,97 triliun.
Selama tahun lalu, total dana investasi AJB Bumiputera mencapai Rp7,73 triliun di mana sebanyak Rp1,6 triliun ditaruh di unit reksa dana.
Dampaknya hasil investasi terkoreksi dari Rp736 miliar menjadi Rp641,44 miliar.
Namun, manajemen yang dipimpin IDP Bagus Supratman ini mampu menekan beban klaim dan manfaat sehingga laba bersih tetap terjaga sebanyak Rp25,13 miliar atau di atas pencapaian sebelumnya Rp21,6 miliar.
Rasio likuiditas perusahaan mencapai 253,28% atau aman di atas ketentuan pemerintah bagi asuransi mutual yang sebesar 200%.

PT Commonwealth LifeLaba tetap terkendali
Selama tahun lalu, manajemen yang dipimpin Simon Bennett mampu meningkatkan kinerja agen sehingga pendapatan premi terjaga di posisi Rp641,09 miliar sementara jumlah investasi naik menjadi Rp1,73 triliun.
Pencapaian beban klaim dan manfaat yang lebih rendah dua kali lipat dari posisi tahun sebelumnya membuat laba yang dihasilkan mencapai Rp101,97 miliar atau naik dari 2007 sebesar Rp97 miliar.
Besaran pajak yang juga naik dua kali membuat perusahaan patungan CMG Asia Life, Commonwealth International dan PT Gala Arta Jaya ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp67 miliar.

PT Great Eastern Life IndonesiaTetap sehat walau diterpa badai
Kinerja perusahaan sepanjang 2008 tak luput dari kelesuan perekonomian akibat krisis keuangan global. Di tahun itu, Great Eastern meraup premi Rp134,2 miliar, atau turun dari perolehan tahun sebelumnya Rp278,4 miliar.
Kondisi pasar modal yang juga terimbas krisis mau tidak mau mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi, termasuk Great Eastern hingga
minus Rp66,5 miliar. Perusahaan menempatkan dana investasi sebesar Rp405,2 miliar sebagian besar di reksadana.
Meski demikian, rasio solvabilitas yang menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan berada di posisi kuat. Rasio RBC per 31 Desember 2008 sebesar 450,30% atau jauh di atas ketentuan pemerintah 120%, menandakan perusahaan berada dalam kondisi sehat.

Implementasikan 4 catatan untuk majukan UMKM

Perekonomian Indonesia tumbuh pesat dan mengesankan dunia sebelum krisis pada akhir 1997. Kini, setelah lebih dari satu dasawarsa dan melewati empat pemerintahan masa reformasi yang berbeda keadaannya, secara makro telah kembali berada pada keadaan sebelum krisis, bahkan lebih baik.
Inflasi dan nilai tukar relatif stabil. Ekonomi juga terus tumbuh dengan pencapaian PDB per kapita telah melampaui posisi 1997. Sebut saja PDB per kapita telah US$1.600 meski penduduk lebih dari 230 juta jiwa. Kecukupan pangan (beras) dari produksi dalam negeri telah menjadikan indikator makro lainnya yang dibanggakan dan menjadikan kita merasa lebih baik meski tekanan kemiskinan dan mundurnya peran ekonomi rakyat banyak semakin dirasakan di banyak tempat.
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan kegiatan yang memberi penghidupan 94% tenaga kerja, di luar pemerintah dan usaha besar, seharusnya menduduki tempat penting dalam wajah ekonomi yang kembali tumbuh setelah diterpa krisis.
Nyatanya kini UMKM hanya menikmati 53% dari PDB dan berbagai impitan persaingan yang ketat menerpa mereka disertai dengan lilitan kemiskinan yang menekan kehidupan masyarakat perdesaan.
Mengapa ini bisa terjadi di tengah pencapaian indikator makro yang ternyata secara struktural tidak menguntungkan semua pelaku?
Di sini kita perlu memberi catatan bahwa selama 5 tahun ini pembangunan hanya berhasil menambah jumlah UMKM yang skalanya kian gurem, tetapi gagal menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata perekonomian nasional.
Ada fakta menarik. Kita mampu mentransformasi perekonomian menurut sektor dari pertanian ke industri dan jasa seperti ditunjukkan oleh peran pertanian yang mengecil, tetapi kita tidak berhasil mengadakan transformasi pelaku yang serasi dengan perubahan sektor kegiatan.
Unit usaha pertanian terus bertambah, sementara unit industri, baik rumah tangga, kecil dan menengah, maupun besar tidak tumbuh seimbang dengan perkembangan penduduk.
Dalam forum-forum UKM internasional telah disepakati benchmark perbandingan antara jumlah penduduk dan unit usaha industri pengolahan maupun usaha nonpertanian yang menjadi indikator kesiapan perekonomian menghadapi keterbukaan.
Tingkat kesulitan suatu negara menyesuaikan dengan keterbukaan biasanya berhubungan dengan indikator tersebut.
Rasio sekitar 20
Perekonomian biasanya tak punya masalah berarti dalam menyesuaikan diri dengan keterbukaan hubungan perdagangan dan investasi kalau rasio antara penduduk dengan industri kecil menengah (IKM)-nya berada di sekitar 20.
Posisi Indonesia pada 2008 menunjukkan rasio antara jumlah penduduk dan IKM berada di 71. Negara atau perekonomian yang tergolong maju seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan sudah mencapai rasio ideal, sementara Malaysia dan Thailand sudah 60.
Karena UMKM di negara berkembang bisanya juga mencakup jasa, kita juga perlu menengok rasio jumlah penduduk dengan jumlah unit usaha nonpertanian di mana pada 2008 masih di atas 6 mendekati 7. Padahal indikator antara ini dinilai yang paling mudah dijangkau dan seharusnya di bawah 6.
Dengan demikian beban kegiatan produktif kita menjadi semakin berat.
Berbeda dengan indikator rasio penduduk dan IKM, rasio ini lebih ditujukan menakar proses transisi menuju ke perekonomian berbasis industri dari usaha pertanian yang umumnya masih tidak komersial secara penuh.
Selain itu jasa dinilai sebagai bagian dari melengkapi usaha pertanian yang masih mengakar. Mengapa usaha mikro kita yang bergerak di luar pertanian tidak tumbuh memadai? Apakah dukungan kebijakannya yang tidak memadai?
Dilihat dari banyaknya program dan anggaran yang mendukungnya, sebenarnya sudah cukup banyak yang dilahirkan, termasuk saluran kredit baru untuk usaha rakyat.
Yang menarik adalah fakta bahwa perbankan kelebihan likuiditas yang tidak berhasil dikucurkan kepada proyek-proyek yang layak dan aman, terutama kalangan UMKM.
Di sektor pemerintah tidak semua anggaran untuk pengembangan kegiatan masyarakat berhasil diserap dengan baik. Bahkan untuk menyalurkan dana kemitraan perusahaan besar pun masih perlu kerja keras.
Di bidang pendanaan masalah sumber dan mekanisme penyalurannya sudah sangat beragam dan sering membingungkankan karena tumpang tindih, tetapi toh tak membuat transformasi struktural pelaku bisnis tumbuh sehat akibat daya serap program dan modalitas dukungan terabaikan.
Dilihat dari gambaran di atas, pemulihan ekonomi masih menyisakan banyak persoalan bagi UMKM, karena mereka tidak bersama tumbuh seperti ditunjukkan oleh pangsa mereka dalam nilai tambah dan ekspor yang mengecil, sementara jumlah tenaga kerja yang harus ditampung terus bertambah.
Kebijakan dan ragam penyediaan dana juga telah dikembangkan, tetapi pencapaian sasaran perbaikan produktivitas dan penumbuhan mereka tidak sebanding dengan tantangan yang dihadapi.
Di sisi pelayanan pemerintah untuk memajukan UMKM terasa ada usaha yang terhenti terutama perizinan dan infrastruktur bagi UMKM yang baik fisik maupun maya sangat sedikit.
Inilah mungkin letak kesalahan kita memilih faktor strategis dalam kebijakan pengembangan UMKM.
4 Catatan penting
Untuk itu ada empat catatan penting yang perlu diperhatikan untuk menyusun kebijakan agar dapat mendorong perkembangan UMKM yang sehat dan efektif.
Pertama, kebijakan penyederhanaan perizinan dengan pelayanan satu pintu di tingkat daerah disertai dengan dukungan industri jasa perusahaan di kota/kabupaten yang selama ini tersendat.
Penumbuhan industri jasa perusahaan untuk diarahkan mengembangkan kapasitas serap dunia usaha mikro dan kecil terhadap berbagai dukungan agar tercapai kesesuaian antara mekanisme penyaluran dengan mekanisme penggapaian.
Kedua, untuk pemberdayaan usaha mikro pemerintah tidak perlu menyusun berbagai macam program yang tumpang tindih, tetapi gunakan mekanisme kerja melalui lembaga keuangan mikro (LKM), baik bank maupun nonbank (koperasi dan lembaga lainya), dengan legalitas baik nasional maupun lokal.
Kembangkan kerja sama serta dukungan program sektoral bagi tenaga lapangan LKM yang berhubungan langsung kepada masyarakat kecuali keahlian teknis yang khusus.
Ketiga, arahkan kebijakan penumbuhan usaha baru yang luas sesuai dengan kebutuhan nasional, daerah, dan kota untuk membuat kemampuan daya serap terhadap dukungan finansial dan nonfinansial dari kominitas UMKM semakin besar.
Prioritas utama adalah industri pengolahan dan usaha kreatif.
Keempat, perkuat kembali usaha menengah dalam berbagai bentuk badan usaha berbadan hukum (perseroan ataupun koperasi) untuk memacu formalisasi bisnis di semua lini menuju pada peningkatan daya saing usaha mikro dan kecil.

Oleh Noer SoetrisnoKetua Yayasan Agro Ekonomika, Ketua Mubyarto Institute.
sumber: bisnis indonesia

Kredit yang tak jua mengucur

Ada tiga golongan orang dalam hal meminjam uang : a) butuh ; b) belum butuh ; c) ketagihan. Ketika pinjaman uang diambil untuk tujuan keuangan tertentu, ini namanya butuh. Orang yang dapat membiayai segala kebutuhannya dengan uang tunai, tidak membutuhkan pinjaman. Mereka yang terus-menerus mengambil pinjaman, sudah pasti memiliki ketergantungan tingkat tinggi terhadap utang. Ini sudah ketagihan.
Sikap yang terbaik dalam menghadapi utang adalah dengan tidak mengambilnya. Bebas utang selain membuat Anda sehat secara finansial juga membuat hidup lebih tenang lahir batin. Lagi pula meminjam uang ke bank bukan perkara gampang. Banyak orang merasa sudah memenuhi berbagai persyaratan, tetapi tetap saja pinjaman ditolak. Kondisi ini sangat berkaitan erat dengan posisi finansial di mana seseorang atau sebuah keluarga berada yang menyebabkan pengajuan pinjaman ke bank ditolak. Mari kita bahas.
1. Sejarah pinjaman yang buruk (bad credit history)
Masa lalu tinggal kenangan tak perlu disesali apa yang telah terjadi. Pepatah ini bagaimanapun puitisnya namun tak akan membuat bank bersikap manis romantis. Bahkan boleh dibilang bank anda cenderung skeptis dan ekstrahati-hati .
Ini terjadi jika Anda pernah memiliki sejarah catatan pembayaran cicilan utang yang buruk pada masa lalu. Misalnya, Anda pernah memiliki tunggakan utang yang belum terselesaikan di bank A, kemudian Anda mengajukan pinjaman baru ke bank B. Kemungkinan pengajuan pinjaman Anda ke bank B bakalan tidak disetujui. Bank B tentunya tidak mau mengalami nasib yang sama dengan Bank A. Gara-gara cicilan utang macet, bank kehilangan uang mereka.
Sejarah pembayaran utang nasabah bank dan lembaga keuangan lainnya tercatat dengan baik di data base Bank Indonesia. Begitu kita menyerahkan formulir pengajuan pinjaman ke bank , mereka akan memverifikasi riwayat pembayaran pinjaman terdahulu.
Jika termasuk dalam daftar debitur macet, pinjaman anda bisa ditolak. Bagusnya catatan buruk tersebut bisa dihapus, syaratnya Anda menyelesaikan terlebih dulu tunggakan pinjaman di bank sebelumnya.
Konon ada sedikit toleransi, setelah masa 2 tahun catatan buruk tersebut bisa dianggap tidak valid. Artinya bank bersedia memberikan pinjaman walaupun Anda memiliki reputasi yang kurang baik. Mungkin setelah masa 2 tahun calon debitur dianggap sudah insaf dan bisa membangun kembali reputasi pinjaman yang baik pada masa depan. Barangkali.......
2.Agunan kurang layak
Bank mengklaim dirinya bergerak di bisnis simpan pinjam, tetapi mereka mensyaratkan adanya agunan dalam pengajuan pinjaman. Agunan adalah jaminan pinjaman berupa tanah, bangunan, kendaraan, atau jenis aset lainnya yang dianggap layak oleh bank. Jika pinjaman macet, jaminan bisa disita bank dan dijual untuk menutup saldo pinjaman tersebut. Tak heran calon debitur kerap menggampangkan pinjaman mereka. Kalau macet tinggal disita saja toh. Jadilah bisnis bank serupa bisnis properti yang kerjanya melakukan jual beli tanah dan bangunan . Ini anggapan yang tidak benar.
Jaminan diperlukan untuk meminimalisasi risiko kredit macet. Jika pembayaran pinjaman berjalan lancar, jaminan akan dikembalikan. Hanya ketika terjadi kredit macet setelah 3 bulan berturut-turut barulah jaminan bisa disita. Jelaslah, bahwa pinjaman diberikan karena anda memiliki penghasilan, bukan karena agunan. Namun, tanpa agunan tidak ada yang meng-cover risiko kredit macet, pinjaman pun sulit diberikan.
3. Kemampuan mengembalikan pinjaman kurang
Berutang kerap dianggap memalukan dan identik dengan orang miskin. Tentu saja ini tidak benar. Utang tidak pernah ditujukan untuk orang miskin, yang diberikan tanpa perlu dikembalikan alias sedekah. Bahkan Muhammad Yunus dengan Grameen Banknya, yang mengklaim diri mereka bank untuk orang miskin, tidak melakukan hal itu. Pinjaman tetap harus dikembalikan dengan bunga selangit.
Kemampuan mengembalikan pinjaman adalah kuncinya. Gampangnya Anda harus memperlihatkan kepada bank bawa Anda memiliki penghasilan berjalan. Dari penghasilan inilah yang akan digunakan untuk membayar cicilan pinjaman.
Tidak ada penghasilan, tidak ada pinjaman. Tidak masalah jika sudah memiliki kewajiban cicilan pembayaran utang berjalan. Otomatis akan diperhitungkan ke dalam kemampuan anda, asalkan total cicilan sebelumnya ditambah cicilan pinjaman baru tidak melebihi 30% dari penghasilan Anda.
4. Tidak ada modal sendiri
Mengapa bank mensyaratkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga rumah pada KPR ? Ketentuan ini juga berlaku pada kredit mobil dan kredit usaha. DP ini tidak dibayarkan ke bank, tetapi ke pihak developer atau ke dealer mobil. Pada pinjaman usaha sedikit berbeda. Dari total kebutuhan pinjaman, maka bank hanya akan membiaya 70%-nya saja. Sisanya harus diusahakan sendiri oleh calon debitur.
Mempertimbangkan moral hazard, bank selalu berasumsi dengan skenario terburuk. Debitur selalu dianggap akan cenderung macet ketimbang lancar. Jika pinjaman dibiayai 100%, dikhawatirkan debitur menjadi kurang bertanggung jawab. Biarin aja, itu kan uang bank ! Jika debitur juga turut mengusahakan permodalan sendiri sebesar 30%, paling tidak akan mengusahakan yang terbaik agar modal yang ikut ditanamkannya juga kembali. Inilah mengapa untuk meminjam uang butuh uang. Nah, persiapkan dulu modal sendiri sebelum meminjam ke bank.
5. Situasi pekerjaan tidak mendukung
Kondisi ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja dunia usaha. Kalau kita terlusuri kembali dampak krisis finansial global banyak pabrik otomotif, tekstil dan sepatu yang tutup. Akibatnya bank pun akan sangat ekstrahati-hati memberikan pinjaman kepada calon debitur yang penghasilannya terkait dengan industri ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa profesi yang dianggap berisiko tinggi juga sulit mendapatkan pinjaman bank. Contohnya seperti pekerja seni dengan penghasilan yang tidak tetap dan sangat sensitif dengan selera konsumen, polisi atau pilot dengan tingkat risiko kecelakaan yang tinggi. Kesimpulannya kondisi ekonomi & selera pasar yang berpengaruh terhadap kinerja suatu bidang usaha tertentu atau membuat situasi pekerjaan seseorang menjadi kurang menguntungkan, akibatnya pinjaman bisa ditolak.
oleh : Mike R. SutiknoMike Rini & Associates- Financial Counselling & Education
sumber: bisnis indonesia

Membangun kecerdasan emosional remaja

Seorang ibu, pebisnis, bercerita dengan sedih saat mengikuti kursus kecerdasan emosional kami di Jakarta. "Pak Anthony, saya merasa ngeri dengan anak saya sendiri". "Mengapa? Memangnya, anak Anda kayak monster?"
Si ibu itu tersenyum getir dan menjawab, "Bukan begitu, Pak. Begini. Awalnya saya dan suami begitu bersyukur karena anak saya sangat pintar dan sangat cepat menangkap apa pun yang diajarkan.
Namun sekarang, saya mulai takut karena dia lebih senang di rumah, dan tidak mau ke manapun." Saya pun menyela, "Lho, sementara banyak orangtua bingung karena anaknya keluyuran melulu, malahan Anda bingung dengan anak Anda yang di rumah melulu".
Si ibu itu pun menyela, "Iya ya Pak. Jadi serba- salah. Anak keluyuran, bingung. Akan tetapi kebanyakan di rumah, juga bingung. Namun, masalah saya lebih dari itu. Saya lihat anak saya ini agak anti-sosial.
Dia sama sekali tidak mau bermain. Misalkan kalau sepupunya datang. Malahan dicuekin. Di sekolah pun, gurunya pernah prihatin karena anak saya cenderung egois. Saya lihat semua mainannya dan hobinya yang jenis solitair, yang main sendirian. Apakah anak saya nggak mengalami gangguan?
Pada kejadian yang lain, seorang bapak merasa sedih dengan anak remajanya. Pasalnya, putranya ini mengambil uang sekolah untuk dipakai traktir teman-teman dan pacarnya. Enam bulan uang sekolah tidak disetorkan ke sekolah, tetapi dipakainya sendiri.
Selama ini, anak ini berpikir bisa berkelit dengan berbagai alasan hingga akhirnya sekolah menagih kepada si bapak tersebut yang terkaget-kaget. Masalahnya, si bapak tersebut merasa sudah memberikan uang sekolah tersebut lewat anaknya.
Saat dikonfirmasi, si anak remaja itu hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Si bapak ini begitu kecewa, bagaimana anak yang tergolong pintar ini bisa begitu konyol berpikir bahwa tidak akan ketahuan dengan apa yang dilakukannya?
Kecerdasan emosional
Menjelang camp inspirasional kecerdasan emosional bagi kaum muda yang akan kami adakan pada musim liburan Juli tahun ini, kami menerima banyak sekali e-mail sejenis di atas yang menanyakan langkah-langkah penanganan bagi para remaja.
Ada orangtua yang begitu bingungnya, sampai-sampai tidak tahu lagi apa yang mesti mereka lakukan dengan anak mereka. Sebagian berharap dengan mengikuti berbagai kursus dan pelatihan, anak mereka bisa berubah.
Memang, kita tidak berharap bahwa anak-anak remaja bisa berubah dalam sekejab setelah pelatihan beberapa hari. Namun, optimistisnya, setelah dibekali dengan berbagai metode dan cara, para remaja menjadi lebih siap memahami dirinya dan berhadapan dengan dunia luar.
Itulah sebabnya, dalam berbagai pelatihan dan workshop kecerdasan emosional bagi para remaja, penekanannya dilakukan pada empat tangga yang penting untuk membangun kecerdasan emosional para remaja dengan model EQM yang saya kembangkan kita yakni Awareness, Acceptance, Affection, dan Affirmation.
Emotional awareness
Sebenarnya, saat ini ada banyak sekali alat-alat assessment psikologis yang bisa dipakai sebagai alat bantu potret diri untuk para remaja kita. Dari hasil potret ini, dapat dibicarakan mengenai perilaku serta kebiasaan mereka.
Seperti pada kasus pertama yang digambarkan di atas, bisa jadi anak tersebut sebenarnya tergolong introvert dan sebenarnya tidaklah keliru amat kalau bisa diarahkan.
Toh Bill Gates yang terkenal pun, dikatakan awalnya adalah pribadi yang intorvert. Hanya saja, para remaja ini perlu didampingi untuk mengarahkan perilaku mereka sehingga tidak berkembang menjadi antisosial.
Perlu seseorang dewasa yang bisa menjadi pegangannya, meski awalnya adalah penolakan dari remaja itu. Misalkan saja seorang bapak bahwa "Kini, anak remaja saya seolah-olah tidak membutuhkan saya lagi". Akan tetapi kenyataannya justru menunjukkan bahwa anaknya sebenarnya berpendapat lain. "Kami memang ingin independen, tapi kami sadar, justru kami haus untuk didampingi".
Pendampingan yang juga penting di bagian awareness ini adalah orang tua mengajarkan mengenai pilihan serta konsekuensinya. Para remaja perlu belajar mengenai prinsip 'mengangkat ujung tongkat yang lain'.
Prinsip ini pernah diucapkan oleh Stephen R. Covey bahwa, "Kita bisa memilih mau mengangkat tongkat yang mana pun. Namun setelah memilihnya, kita tidak bisa mencegah bahwa selalu ada ujung lain dari tongkat yang akan ikut terangkat".
Bahasa sederhananya, kita bisa membuat pilihan, tetapi setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Seperti pada kasus kita, si remaja bisa memilih untuk tidak membayarkan uang sekolahnya, tetapi akhirnya dia akan berhadapan dengan suatu konsekuensi.
Konsekuensinya adalah ketahuan dan mungkin dihukum berat. Begitu pun pada saat remaja ditawarkan pada pilihan seperti alkohol, narkoba, dll. Mereka perlu dibekali bahwa mereka memiliki kekuatan pada saat 'memilih', tetapi mereka tidak bisa lagi mencegah adanya konsekuensi pada saat pilihan sudah dijatuhkan. Inilah hukum alam. Celakanya, banyak rekan muda kita ini terlalu berpikir 'kesenangan sesaat' dan lupa akan adanya konsekuensi-konsekuensi.
Emotional acceptance
Krisis identitas terbesar pada kaum remaja adalah tatkala mereka merasa kurang oke dengan dirinya dan mulai banyak membanding-bandingkan dengan orang lain. Itulah sebabnya, dikatakan oleh hasil survei bahwa kebanyakan fan yang menggandrungi pemusik atau artis/aktor biasanya berada pada usia-usia ini.
Intinya, di tahapan ini banyak kaum muda yang setelah menyadari hidupnya, justru merasa kurang oke. Mereka mengadopsi identitas. Bayangkan kalau identitas yang diadopsi ini keliru! Itulah sebabnya, di tahapan ini pelajaran terpenting bagi remaja adalah berdamai serta menerima diri mereka.
Pelajaran self esteem (harga diri) adalah dasar dari membangun potensi mereka. Sebenarnya, kalau self esteem mereka bisa dipupuk sejak awal, potensi mereka juga akan keluar lebih cepat!
Emotional affection
Pelajaran menjadi mandiri, memang penting bagi para remaja kita. Namun, terlalu mandiri juga akan menjerumuskan mereka menjadi individu yang terlalu egois serta tidak peduli dengan orang lain.
Karena itulah, semakin cepat mereka menyadari pentingnya networking, semakin cepat remaja ini bisa membangun pondasi interpersonal skills yang akan berguna kelak pada masa depannya.
Membangun 'affection' adalah penting dengan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan dan aktivitas yang bersinggungan dengan orang lain. Sebenarnya, di sinilah dasar-dasar kepemimpinan tehadap orang lain dipupuk sejak dini.
Pelajaran bergesekan, dan konflik dengan orang lain adalah pelajaran-pelajaran penting yang berguna bagi para remaja. Saat mereka mampu mengatasi konflik, masalah dengan orang lain, akan memupuk keyakinan diri yang semakin tinggi dalam berinteraksi dengan orang lain.
Seorang remaja 'tercerahkan' menggambarkan dengan bagus dalam diarynya tatkala ia mengatakan, "Awalnya aku merasa tidak terlalu butuh orang lain. Aku pikir aku bisa usahakan semua sendirian. Tapi, aku ternyata bisa belajar banyak dari teman-temanku, terutama bisa saling tukar informasi. Sebenarnya, asyik juga punya teman yang sejalan. Tidak semua teman menjerumuskan kok, asal bisa pilih teman".
Emotional affirmation
Pada bagian terakhir ini, remaja belajar untuk bisa membangun dan menyemangati dirinya tatkala jatuh, berproblem dan gagal. Sangatlah penting bahwa remaja berlatih untuk mengarahkan energi kehidupan yang positif. Jika tidak, energi tersebut bisa dipakai untuk merugikan dirinya sendiri ataupun dengan merugikan orang lain.
Berbagai kasus penembakan oleh remaja di Amerika adalah contoh pengarahan energi yang keliru. Sebenarnya, untuk pengarahan energi ini dimulai dari hal yang sederhana yakni self talk yang terjadi pada diri internal remaja ini saat mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan. Di sinilah, pentingnya kaum muda kita didampingi untuk belajar membuat self talk alternatif yang positif!
Akhirnya, sebagai orangtua yang sibuk, mestinya kita semakin menyadari bahwa kenakalan para remaja kita sebenarnya adalah upaya teriakan minta tolong dari remaja untuk didampingi!
oleh : Anthony Dio MartinTrainer, Speaker, EQ Motivator, ahli psikologi, pakar NLP, Hypnotherapist
sumber : bisnis indonesia

Teka-teki dividen

Ada kabar gembira untuk Anda para investor saham langsung di BEI. Sekitar Mei, BEI mengajukan revisi aturan pencatatan ke Bapepam - LK menyangkut pembagian dividen.
Analisis dividen pada emiten nonkeuangan di bursa kita periode 1991-2006 menunjukkan 60% korporasi peraih laba membagi dividen dengan rasio 25% dari laba bersih. Jika dilihat setelah periode krisis 1998, jumlah perusahaan untung yang membagikan dividen ternyata hanya 40% dengan rasio payout sebesar 20%.
Angka ini turun dari periode sebelum krisis dengan 80% emiten peraup laba membayar dividen 35% dari laba bersih. Sangat wajar BEI mewajibkan semua emiten yang untung selama 3 tahun berturut-turut untuk membagikan dividen. Siapa saja emiten yang malas membagikan dividen?
Di antaranya ada PT Hero Supermarket yang tidak pernah membagikan dividen 10 tahun terakhir, walaupun selalu membukukan laba selama periode itu. Yang tidak kalah kikirnya adalah PT Bakrie Brothers (BNBR) yang mencatat rekor tak membagikan dividen selama 12 tahun sampai tahun ini, meskipun sering mengalami keuntungan.
Secara konsep, dividen adalah laba yang dibagikan. Hanya perusahaan untung yang dapat membagikan dividen. Perusahaan yang rugi tidak mempunyai privileges ini. Perusahaan rugi yang memaksakan diri membagikan dividen akan mengubur dirinya melalui likuidasi.
Sejatinya, perusahaan untung dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu yang mempunyai kas bebas dan yang tidak. Berdasarkan persamaan akuntansi, perusahaan yang laba akan mengalami peningkatan ekuitas di sisi kanan neracanya dan total aset di sebelah kirinya. Namun, tidak ada jaminan bahwa yang meningkat ini adalah saldo kas.
Sangat mungkin yang meningkat piutang dagang, persediaan, atau aset tetap. Yang juga mungkin adalah akun kas naik tetapi peningkatan kas ini sudah digunakan untuk melunasi sebagian utang sehingga tidak ada kas bebas. Dalam dua kasus di atas, dapat ditebak jika RUPS akan memutuskan tidak ada dividen tunai dan maksimal hanya akan ada dividen saham.
Selanjutnya, perusahaan yang laba dan punya kas dapat memutuskan untuk payout atau tidak. Yang memutuskan tidak melakukan payout sangat mungkin memerlukan kas untuk investasi dalam proyek baru atau untuk menambah saldo kasnya guna meningkatkan likuiditas. Yang memutuskan payout mempunyai alternatif membayarkannya sebagai dividen tunai atau membeli balik sahamnya (buyback) di bursa.
Perbedaan antara keduanya, dividen tunai dinikmati semua pemegang saham sedangkan beli balik saham di BEI dalam kondisi normal dibatasi maksimal 10%. Perbedaan lainnya, pajak atas dividen yang 10% final lebih besar daripada pajak atas capital gain yang hanya 0,1% final dari nilai transaksi. Pajak atas capital gain juga lebih fleksibel karena dapat ditunda yaitu dengan tidak melakukan penjualan.
Tiga isu
Sedikitnya ada tiga isu penting lain tentang dividen yang perlu dipahami investor. Pertama, dividen tunai tidak selalu diikuti sentimen positif karena sebagian besar investor sudah mempunyai ekspektasi besaran dividen berdasarkan laporan keuangan emiten dan dividen tahun sebelumnya.
Walaupun payout bervariasi mulai dari 0% hingga 100% (membagikan seluruh laba), emiten umumnya mempunyai preferensi rasio tertentu dan investor mengingatnya. Contohnya, rasio payout emiten BUMN berkisar 30% hingga 50%. Jika dividen tunai sesuai dengan ekspektasi, tidak akan ada good atau bad news. Sentimen positif akan muncul di pasar hanya jika dividen tunai yang diumumkan lebih besar daripada yang diprediksi dan sebaliknya jika dividen di bawah ekspektasi.
Namun, tidak memberikan dividen untuk emiten yang konsisten setiap tahun membagikannya adalah sinyal negatif. Sebaliknya, emiten yang secara historis tidak pernah membayarkan dividen akan memberikan kejutan positif jika RUPS memutuskan dividen tunai. Dividen sangat diharapkan investor yang mengharapkan current income seperti para pensiunan dan ibu rumah tangga. Secara umum, dividen disukai sesuai dengan konsep sebuah burung di tangan lebih berharga daripada dua buah burung di pohon.
Kedua, ada juga kelompok investor yang tidak meyukai dividen, apalagi dalam jumlah besar, yaitu kelompok investor yang keberatan dengan pajak dividen yang tinggi. Menurut mereka, dividen dan capital gain itu sebenarnya sama saja, jika tidak ada perbedaan pajak. Ada trade-off antara dividen dan capital gain. Bahwa dalam pasar yang efisien, capital gain akan berkurang persis sebesar dividen yang dibayarkan pada ex-date. Pendapat ini sesuai dengan hipotesis Mogdiliani dan Miller (1961) bahwa dividen itu tidak relevan, dan tidak memengaruhi nilai perusahaan.
Ketiga, dari sisi emiten, mengumumkan dividen tunai yang besar mempunyai konsekuensi dividen tahun-tahun mendatang harus dapat dipertahankan pada besaran itu karena adanya peningkatan ekspektasi investor. Jika tidak dapat memastikan ini, emiten lebih menyukai pembayaran dividen yang kecil tetapi yang pasti mampu dibayarkan ke depannya. Perataan dividen ini dilakukan untuk menghindari terjadinya sentimen negatif investor akibat penurunan dividen tunai pada kemudian hari. Sayangnya, bukti empiris di bursa kita menunjukkan hanya sedikit emiten yang melakukan perataan dividen ini.
Pendapat lain tentang dividen, emiten yang bijak akan membagikan dividen hanya jika tidak ada kesempatan investasi menarik lagi. Tidak membagikan dividen bukan dosa besar jika emiten dapat mengelola saldo labanya dengan baik. Contohnya, saham Microsoft tetap menjadi buruan investor walaupun tidak membagikan dividen selama hampir 30 tahun hingga 2003.
Atas alasan ini, sangat masuk akal jika Asosiasi Emiten Indonesia menolak aturan dividen di atas. Argumennya, bukankah keputusan pembagian dividen ada di RUPS?
oleh : Budi FrensidyStaf pengajar FEUI dan penulis buku Matematika Keuangan
sumber: bisnis indonesia

DPR Setuju Pembentukan Pengadilan Tipikor di Daerah

JAKARTA - Pembahasan RUU Pengadilan Tipikor mulai menunjukkan langkah maju. Meski dianggap lamban, Panitia Khusus (Pansus) DPR kemarin sudah mencapai sejumlah kesepakatan. Salah satu di antara kesepakatan itu ialah mengenai keberadaan Pengadilan Tipikor sampai ke daerah kabupaten/kota.''Idealnya seperti itu. Tapi, kami sepakat ada pasal peralihan bahwa untuk tahap awal dimulai dari provinsi dulu, mengingat kemampuan pemerintah,'' kata Ketua Pansus RUU Pengadilan Tipikor Dewi Asmara setelah rapat pansus di gedung DPR kemarin (25/6). Rapat itu juga dihadiri Menkum HAM Andi Mattalatta. Dewi menambahkan, pansus juga menyepakati penuntutan ke tipikor tetap bisa dilakukan kejaksaan atau KPK. Andi Mattalatta menjelaskan, Pengadilan Tipikor akan menjadi bagian dari pengadilan umum. Keberadaannya di daearah akan dipimpin kepala pengadilan negeri di daerah masing-masing. ''Gedungnya bisa saja memakai gedung lain karena perkaranya banyak,'' jelas Andi.Terkait komposisi hakim Pengadilan Tipikor, Andi menyebut pemerintah dalam posisi menyerahkannya kepada masing-masing kepala pengadilan negeri. Jadi, sifatnya tergantung kebutuhan. ''Yang pasti, dalam setiap perkara harus ada hakim adhoc. Jumlahnya berapa, biar kepala pengadilan yang memutuskan. Kalau agak berat-berat dikit, adhoc bisa 3, karir 2. Kalau ringan, 1 adhoc, 2 karir,'' terangnya.Andi menjelaskan, awalnya, kehadiran hakim adhoc disebabkan ketidakpercayaan terhadap hakim karir. Maka, seolah-olah jumlah hakim adhoc harus lebih banyak. Tapi, imbuh Andi, paradigma itu sudah harus digeser. Sebab, perkembangan tindak pidana korupsi begitu canggih. Ada ilmu pembuktian yang barangkali tidak dimiliki hakim karir. ''Jadi, pendekatannya bukan lagi kuantitas, tapi kualitas,'' ungkapnya. (pri/agm)
sumber: jawapos.com

Sinergi BUMN tak usik swasta

SURABAYA: Pemerintah menegaskan sinergi bisnis antar-BUMN tidak akan mematikan sektor swasta karena dukungan mereka dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.Penegasan itu disampaikan Meneg BUMN Sofyan Djalil menanggapi kekhawatiran sektor swasta jika semua BUMN melakukan sinergi membangun jaringan bisnis secara internal bersama.Dia mengatakan sebagai kebijakan pemerintah menangani hajat hidup rakyat memang beroperasi di hampir seluruh sektor perekonomian a.l. transportasi, energi, keuangan, pertambangan, dan kontraktor.Akan tetapi, pemerintah juga menyadari bila semua BUMN hanya melakukan sinergi antarsesama perusahaan pelat merah hal ini berpotensi menekan pelaku swasta lain dengan bisnis inti sejenis. "Sinergi antar-BUMN tidak boleh mematikan sektor swasta," tuturnya pada acara Gebyar Ayo ke Kantor Pos, kemarin. (Bisnis/dw)

Pemerintah Alokasikan Rp 14,272 T sebagai Konsekuensi Pemekaran Wilayah

[ Jum'at, 26 Juni 2009 ]
JAKARTA - Pemerintah pusat terpaksa mengalokasikan dana hingga Rp 14,272 triliun tambahan belanja sebagai konsekuensi dari pemekaran wilayah. Alokasi dana vertikal ke daerah tersebut dibelanjakan untuk terutama penambahan kantor vertikal pusat, seperti Kantor Kepolisian, Pengadilan, Bea Cukai, Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Badan Pertanahan Negara, dan Badan Pusat Statistik.Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu Mardiasmo mengatakan, pemekaran wilayah cukup banyak menambah beban fiskal secara nasional. Jumlah dana vertikal tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2006, jumlahnya Rp 6,034 triliun, lalu meningkat di 2007 Rp 8,090 triliun dan di 2008 sebanyak Rp 14,015 triliun. "Kalau Rp 14 triliun itu adalah dana vertikal di daerah. Ada belanja pegawai, belanja modal, belanja barang. Kalau ada kantor kan harus ada orangnya, pegawainya, barangnya," kata Mardiasmo dalam seminar mengenai desentralisasi daerah di Jakarta kemarin (25/6). Jumlah pemerintah daerah saat ini mencapai 524 daerah otonom. Pada 2009 ini terdapat dua kabupaten baru. Di 2008, terdapat 27 kabupaten dan 3 kota yang baru dibentuk. Mardiasmo mengatakan, pemekaran daerah juga berpengaruh terhadap fungsi pemerataan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan menurunnya alokasi riil DAU bagi daerah lain. Ini karena pada tahun kedua setelah pemekaran, DAU daerah tersebut sudah dihitung secara mandiri. Pada 2010 mendatang, terdapat 26 daerah pemekaran tahun 2007-1008 yang berdampak fiskal terhadap daerah lainnya pada 2010.DAU secara nasional dihitung sebesar 26 persen dari Pendapatan Dalam Negeri Neto. Dengan penambahan jumlah daerah, rata-rata penerimaan DAU tiap daerah menjadi berkurang. Pada 2009 misalnya, dengan total DAU nasional Rp 186,414 triliun, rata-rata penerimaan DAU untuk Kabupaten/Kota mencapai Rp 351,71 miliar. Jumlah itu lebih kecil dibanding rata-rata 2008 sebesar Rp 358,33 miliar. Padahal, secara nasional, total DAU 2008 lebih kecil dari 2009, yakni Rp 179,507 triliun.Mardiasmo mengatakan pemekaran daerah sebaiknya dihentikan dulu agar tidak terus menambah beban fiskal nasional. Apalagi berdasarkan banyak penelitian, pemekaran daerah tidak langsung membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Tak banyak daerah pemekaran yang sukses dan lebih maju dari daerah induknya.Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu menambahkan, saat ini pemerintah telah berupaya memperketat pemekaran wilayah dengan memperberat persyaratan pembentukan daerah otonom baru. "Secara total dia harus memenuhi syarat, misalnya independent ekonominya dan keuangannya. Saringannya akan lebih ketat, eligible, harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu," katanya.Selain beban fiskal nasional, pemekaran daerah juga menimbulkan konflik-konflik ekonomi baru, terutama terkait alokasi Dana Bagi Hasil (DBH). Setiap ada daerah otonom yang baru, pemerintah pusat harus menetapkan daerah penghasil yang akan mendapatkan hak penerimaan DBH lebih besar. (sof/kim)]
Sumber : Jawapos.com

Kamis, 25 Juni 2009

Konstituen

"Konstituen adalah seseorang yang secara aktif mengambil bagian dalam proses menjalankan organisasi dan yang memberikan otoritas kepada orang lain untuk bertindak mewakili dirinya.
Seorang konstituen memberikan otoritas kepada pemimpin, bukan sebaliknya. Konstituen itu bisa pegawai/bawahan, tetapi juga bisa konsumen, para pemegang saham, para pemasok, dan mitra bisnis lainnya, dan warga negara," demikian Kouzes dan Posner (Credibility, 1993) mengusulkan istilah pengganti follower atau employee. Dalam buku tersebut, mereka merasa perlu menegaskan pentingnya seorang pemimpin untuk "menghargai para konstituen dengan segala perbedaannya" lewat paparan sepanjang 30 halaman.
Definisi di atas menegaskan bahwa konstituen adalah pemegang otoritas yang sesungguhnya. Bila otoritas itu dipercayakan atau diberikan kepada orang lain, orang lain itu kita sebut pemimpin. Apa yang kemudian dapat dilakukan oleh sang pemimpin berdasarkan otoritas yang "dititipkan" kepadanya itu? Dia dapat bertindak mewakili atau atas nama konstituennya itu (on his/her behalf) dalam rangka memberikan pelayanan.
Kouzes dan Posner juga mengatakan bahwa kepemimpinan adalah "suatu hubungan timbal balik antara mereka yang memilih untuk memimpin dan mereka yang memutuskan untuk mengikuti" (cetak miring penulis).
Dengan kata lain, menjadi pemimpin itu soal pilihan, dan menjadi pengikut atau konstituen itu soal keputusan. Pada titik ini kita melihat kepemimpinan sebagai sebuah transaksi atau perjanjian antarpihak.
Ada kesepakatan, pembagian peran, dan distribusi tanggung jawab. Layaknya sebuah perjanjian, ia memberikan tidak saja hak (untuk bertindak atas nama konstituen, memangku jabatan, menerima fasilitas jabatan, dst), tetapi juga kewajiban (untuk melayani konstituennya).
Dalam dunia politik kontemporer, sejak pemilihan presiden dilakukan secara langsung mulai 2004 silam, kita menyaksikan adanya kontrak politik yang diajukan oleh kelompok-kelompok tertentu kepada capres dan cawapres yang berlaga untuk menang.
Ada kontrak yang dilakukan secara terbuka di depan umum. Ada pula yang dilakukan secara diam-diam dan menjadi isu durkampanye (kampanye hitam) antarcalon pemimpin nasional.
Dalam dunia bisnis, konstituen eksekutif puncak perusahaan--CEO, dewan direktur, dsb--yang pertama umumnya adalah para shareholder (pemegang saham untuk perusahaan publik) atau owner (pemilik perusahaan privat).
Seorang eksekutif dipilih atau ditunjuk oleh shareholders atau owner (s). Keterlibatan pegawai dan pelanggan, dan pemasok mungkin ada, tetapi sangat tidak menonjol atau bahkan nol.
Meski demikian, dalam proses berikutnya sang eksekutif wajib memenangkan hati konstituen yang non-shareholders dan non-owners itu. Dia harus mengupayakan sendiri legitimasi yang lebih besar, baik dari serikat pekerja, para pemasok, bahkan lingkungan sosial dimana proses bisnis perusahaan berlangsung. Bila tidak, dia akan sulit menjalankan perannya sebagai pemimpin bisnis.
Konstituen abad ke-21
Apakah ada perbedaan antara konstituen pada masa lampau dengan konstituen pada era milenium ketiga ini? Menurut Warren Bennis (1997), yang paling menonjol mungkin ini: konstituen masa kini memiliki banyak pilihan dan opini karena mereka memiliki informasi yang dipasok oleh media cetak (koran, majalah, tabloid, jurnal, dsb) dan elektronik (radio, televisi, personal computer, modem, faksimile, CD ROM, e-mail, Internet).
Apa yang dulu tersimpan rapi di benak para eksekutif puncak dan file manajemen, kini tersedia di internet bagi semua (atau sebagian besar) orang. Informasi ini bersifat memberdayakan konstituen. Mereka menjadi relatif lebih berpengetahuan dan karenanya lebih demanding (menuntut) ketimbang sebelum era "dunia yang dilipat" (Internet).
Artinya, konstituen masa kini sangatlah berbeda dalam cara mereka menilai para pemimpin formalnya karena mereka memiliki informasi. Sungguh keliru jika masih saja ada pemimpin formal, baik dalam organisasi publik maupun yang bersifat privat, yang ingin mempertahankan kekuasaannya dengan cara-cara yang mengandalkan kekerasan senjata, intimidasi, dan teror.
Era ini ditandai dengan peringatan bahwa kekuatan pedang (senjata dan kekerasan) telah dikalahkan dengan kekuatan pena (informasi dan pengetahuan).
Karena konstituen masa kini memiliki akses yang relatif luas terhadap informasi, maka para pemimpin yang kurang berpengetahuan akan semakin ditinggalkan.
Konstituen menuntut agar pemimpinnya memiliki pengetahuan yang luas, terutama tentang situasi dan kondisi riil yang dihadapi konstituen pada masa kini dan berbagai kebutuhan, keinginan dan harapan konstituen di masa mendatang. Namun, di samping pengetahuan yang luas, para pemimpin juga diharapkan memiliki hati dan jiwa yang mau melayani konstituennya (servanthood attitude), serta memiliki kompetensi yang memadai dalam bidang tugas dan tanggung jawabnya.
Adakah para pemimpin kita memahami karakteristik konstituen masa kini? Semoga.
oleh : Andrias HarefaPenggagas Visi Indonesia 2045
oleh : Andrias HarefaPenggagas Visi Indonesia 2045
Sumber ; Bisnis Indonesia

Kubu JK Laporkan Perusakan Atribut

Tim SBY Minta Bawaslu Adil JAKARTA - Kubu capres Jusuf Kalla (JK)-Wiranto mengadu ke Mabes Polri terkait perusakan atribut kampanye pilpres di sejumlah lokasi. Mereka meminta polisi bertindak tegas dan tidak pilih-pilih dalam menindak perusak alat peraga tersebut. Ketua Tim Kampanye Nasional JK- Wiranto Fahmi Idris kemarin datang langsung ke Bareskrim Mabes Polri. Fahmi yang juga menteri perindustrian itu menyerahkan bukti perusakan atribut kampanye berupa foto-foto. "Alat kami dirusak, sementara (capres) yang di samping kami tidak," ujarnya setelah melapor kemarin.Dia lantas menunjukkan beberapa foto perusakan atribut tersebut. Di antaranya berlokasi di belakang Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Di sana ada dua spanduk berdampingan yang mengalami kerusakan.Di salah satu foto, Fahmi menunjukkan adanya spanduk bergambar capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono berdiri berdampingan dengan spanduk JK-Wiranto. Tapi, hanya spanduk JK-Wiranto yang dirusak. Selain spanduk, ada juga baliho yang dicat dan dicoret, bahkan dirobohkan. Sebagian lagi ditulisi kata-kata bernada kasar."Ini jelas sistematis. Polisi harus mengusut yang menggerakkan atau dalang perusakan ini," katanya. Kerusakan terparah terjadi di Pasar Minggu, tepatnya di Duren Tiga. "Kami meminta ada bantuan langsung untuk menjaga alat peraga secara umum dan adil. Jangan hanya salah satu pasangan calon yang diamankan," ujarnya tanpa menyebut nama. Setelah bertemu Kabareskrim, Fahmi menjadi lebih lega. "Kabareskrim berjanji segera berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya," tambahnya.Sementara itu, anggota Tim Kampanye Nasional Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, Ramadhan Pohan, berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bertindak adil terhadap ketiga pasang capres yang saat ini tengah berkampanye di berbagai pelosok tanah air. ''Terutama terhadap berbagai kegiatan black campaign yang dilakukan tim sukses dan relawan masing-masing pasangan capres. Sebab, itu dapat mencederai proses demokrasi yang sedang berjalan,'' tutur Ramadhan di Jakarta kemarin.Menurut dia, praktik kampanye hitam (black campaign) yang merupakan substansi harus selalu dipantau oleh Bawaslu. Terutama yang telah disebar melalui media seperti spanduk, poster, buku, orasi, dan pamflet serta media massa. ''Jika terdapat unsur-unsur yang tidak sehat bagi kehidupan dan perkembangan demokrasi, Bawaslu harus segera memintakan pertanggungjawaban kepada para pihak (yang bertanggung jawab),'' desaknya. (rdl/fas/jpnn/agm)
sumber: jawapos. com

Klarifikasi Tuduhan Kudeta 1998, Prabowo Kembali Dekati Tionghoa

SURABAYA - Prabowo Subianto semakin intens mendekati komunitas Tionghoa. Tadi malam dia berbicara di depan ratusan warga Tionghoa Surabaya. Di forum itu mantan Pangkostrad tersebut mengupas posisinya saat menjadi Pangkostrad di tengah kegentingan tahun1998. "Kalau ada pihak yang menganggap saya merupakan orang yang paling bertanggung jawab, maka orang tersebut bodoh," kata Prabowo dalam dialog di Hotel V3 Surabaya. Pertemuan dengan komunitas Tionghoa itu pertemuan ketiga. Dua kali sebelumnya dilakukan di Jakarta. Dalam pertemuan yang diselenggarakan Komite Tionghoa Indonesia Peduli Pemilu tadi malam, purnawirawan bintang tiga itu mengklaim bahwa dirinya bisa saja merebut kekuasaan pemerintah. Sekalipun presiden ketika itu adalah Soeharto yang merupakan mertuanya. Dengan jabatan sebagai panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Prabowo menyatakan, dirinya sejatinya menguasai kekuatan militer. "Delapan puluh batalyon Kostrad merupakan satu per tiga kekuatan Angkatan Darat. Pertanyaannya, mengapa saya tidak mau?" tanya Prabowo. Padahal, kudeta kepemimpinan 1965, terang Prabowo, hanya dilakukan oleh dua batalyon yang dikomando Letkol Untung.Dalam kaitan peristiwa yang mengakibatkan Soeharto lengser dan dirinya dituduh akan melakukan kudeta yang kemudian dicopot sebagai tentara, dia menyebut hal itu akibat fitnah. Dalam politik, bagi putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu, fitnah untuk merebut kekuasaan merupakan hal biasa. Cawapres yang berpasangan dengan capres Megawati Soekarnoputri itu menyatakan siap menerima apa pun hasil pilpres. Syaratnya, tidak terjadi kecurangan. Namun, dia menengarai kecurangan sudah terjadi di Jatim. Yakni adanya temuan 2,2 juta pemilih fiktif dalam DPT. Sebagai solusinya, dia merekomendasikan penggunaan KTP untuk memberikan suara. Selain itu, penggunaan tinta stempel di jari sebagai tanda pemilih telah menggunakan suara kurang efektif karena mudah dihapus. "Kalau perlu, cap tintanya di jidat sekalian," seloroh Prabowo. Sebelum ke Surabaya, Prabowo melakukan kampanye di Gresik dan Lamongan. Saat di Gresik, dia kembali menyorotii beberapa BUMN yang dilepas pada pemerintahan SBY. Dia juga mengatakan, ada salah satu menteri yang berpendapat agar BUMN tak efisien dijual. "Lha, ini logika apa-apaan? Kalau tidak efisien, ya dibuat agar bisa efisien. Masa langsung dijual?," ujarnya saat kampanye tertutup di gedung Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) Bunder kemarin (23/6). (sep/tof)
sumber : jawapos.com

Pilih incumbent atau perubahan?

John McCain, 70, mengatakan lebih tua dibandingkan dengan lumpur dan mempunyai bekas luka lebih banyak dibandingkan dengan Frankenstein, Made Rugeh Ramia, 69, justru menonjolkan wisdom dan pengalaman.
Pertarungan calon presiden AS, John McCain, melawan Barack Hussein Obama, 47, mirip dengan persaingan antara paket calon direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Rugeh Ramia dan paket calon direksi Ito Warsito, 48.
McCain banyak dikritik oleh kubu Obama karena dianggap terlalu tua untuk memimpin pemerintahan AS, sedangkan Made Rugeh juga diserang dengan masalah umur yang mendekati kepala tujuh.
"Pengalaman yang banyak, perlu usia yang panjang. Saya mempunyai wisdom dan dikelilingi oleh orang-orang muda [calon direksi lainnya]. Usia presdir bursa Jepang sama dengan saya. Presdir bursa Malaysia Tun M Zaidin juga berumur 71 tahun," ujar Rugeh Ramia untuk mematahkan anggapan bahwa dirinya terlalu tua memimpin BEI. Selain dikritik karena faktor usia, paket calon direksi Rugeh juga dikhawatirkan tidak bisa menjaga independensi.
Apabila dibandingkan dengan calon direksi paket Ito, calon direksi dari paket Rugeh lebih banyak berasal dari grup emiten besar yaitu Bank Panin dan Bhakti.
Rugeh Ramia dipercaya oleh pemilik Bank Panin Mukmin Ali Gunawan menjadi presiden direktur PT Panin Sekuritas selama 20 tahun dari 1989 hingga 2009. Periode itu menunjukkan adanya hubungan yang baik antara Rugeh dan Mukmin.
Agustinus Wishnu Handoyono, calon direktur penilaian perusahaan BEI, mengawali karier di Grup Bhakti selama 19 tahun dari 1990.
"Bos Bank Panin sampai turun gunung dengan menelepon satu per satu eksekutif anggota bursa [broker] untuk mencari dukungan agar memilih paket Rugeh. Kami justru khawatir dengan pencarian dukungan itu. Apa bisa Rugeh melepaskan diri dari pengaruh Mukmin jika bisa memimpin BEI," ujar seorang direktur dari broker skala kecil.
Untuk menepis isu independensi, Rugeh berjanji akan menjalankan sesuai dengan peraturan pasar modal. "Kami tidak bisa seenaknya. Kalau bersalah, kami akan memberi sanksi. Kami akan menanggalkan 'baju' lama jika terpilih nanti agar lebih independen," ujarnya.
Paket Ito diserang dengan isu bentukan incumbent (jajaran direksi BEI yang dipimpin oleh Erry Firmansyah), mengingat empat calon direksi paket Ito berasal dari internal BEI, sehingga melekat tuduhan bentukan dari Erry.
Ito menyanggah hal itu. Menurut dia, paketnya dibentuk oleh 35 anggota bursa yang mendukung proses uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon-calon direksi. "Paket kami bukan bentukan direksi yang ada saat ini dan Bapepam-LK," tuturnya.
Terlepas dari isu itu, paket direksi Ito diuntungkan dengan aturan baru Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang terbit pada 30 Januari 2009 karena peraturan III A.3 yang malah mendiskon pengalaman wajib calon direktur BEI menjadi hanya 3 tahun.
.
Syarat makin ringan
Persyaratan semakin ringan karena dari lima orang calon direksi atau lebih minimal hanya satu yang wajib berpengalaman sebagai direktur pada perusahaan keuangan selama 5 tahun, dengan ketentuan 3 tahun jika menjabat sebagai direktur di perusahaan efek.
Minimal satu orang lainnya wajib berpengalaman pada posisi manajerial satu tingkat di bawah direktur di organisasi pasar modal selama 3 tahun. Lalu minimal satu orang wajib berpengalaman 5 tahun pada lembaga profesional di bidang hukum, akuntansi, atau keuangan yang berpraktik di pasar modal.
Kedua peraturan lama mensyaratkan minimal tiga dari lima atau tujuh calon direktur bursa wajib berpengalaman dalam posisi direktur atau manajerial yang mempunyai wewenang mengambil keputusan pada perusahaan bidang keuangan minimal 5 tahun.
Minimal satu orang lainnya wajib berpengalaman dalam posisi manajemen atau satu tingkat di bawah direktur selama 5 tahun pada lembaga terkait dengan pasar modal.
Menyikapi perubahan drastis isi peraturan itu, pelaku pasar modal Adler Manurung menuding peraturan itu sengaja dibuat untuk memfasilitasi orang-orang pilihan regulator agar bisa menjabat sebagai direksi bursa periode 2009-2012.
Bila benar begitu, sayang sekali bila Bapepam-LK kehilangan independensinya dalam menentukan kelangsungan kepemimpinan industri pasar modal.
Kepemimpinan bursa periode 2009-2012 ini krusial karena situasi pasar finansial global saat ini cukup berat.
Namun, Ito menepis tuduhan bahwa peraturan itu dibuat seolah-olah untuk meloloskan Friderica Widyasari Dewi. ?Tidak ada aturan khusus yang dibuat untuk Friderica. Dari internal BEI adalah pejabat setingkat kepala divisi.?
Friderica malah menolak berkomentar. ?Saya sudah terbiasa mendengar tuduhan seperti itu. Tidak ada gunanya untuk ditanggapi,? katanya.
Bagaimana dengan program setiap paket direksi? Dari 20 rencana strategis paket Ito dan delapan aksi dari Rugeh, keduanya mengedepankan lima poin penting yaitu likuiditas dan kapitalisasi pasar, jumlah investor, emiten, perlindungan investor, dan teknologi informasi.
"BEI harus mempunyai sistem yang dapat diandalkan karena industri pasar modal yang berbasis kepercayaan menekankan pada kemampuan teknologi informasi," ujar Ketua Asosiasi Emiten Indonesia Airlangga Hartarto ketika mengomentari gangguan sistem perdagangan BEI JATS-NextG pada 23 April.
Sistem perdagangan berbujet sekitar Rp41 miliar yang baru beroperasi kurang dari 2 bulan itu tiba-tiba ngadat setelah ada order berlebih dari PT Trimegah Securities Tbk. Buntutnya, Trimegah pun didenda Rp200 juta.
Dari pengalaman itu terpetik kesimpulan bahwa teknologi informasi (TI) di pasar modal penting.
Direktur Eksekutif AEI Isakayoga bahkan menyebut TI sebagai tulang punggung bursa. "Direktur TI harus benar-benar orang TI, bukan orang yang duduk sebagai direktur TI, melainkan orang TI yang jadi direktur."
Paket Ito menargetkan kapitalisasi pasar bursa bisa dobel dibandingkan dengan posisi saat ini Rp1.508,18 triliun menjadi Rp3.016,36 triliun melalui penambahan emiten berkualitas.
"Kami lebih fokus pada peningkatan kapitalisasi pasar dibandingkan dengan target jumlah emiten," ujar Ito.
Rugeh menyuguhkan target-target kuantitatif. Penutupan kampanye Rugeh pun pada Senin malam digelar dengan semarak, sekaligus penyerahan buku janji yang harus dilakukan dalam 3 tahun ke depan.
"Terlepas dari apakah janji itu bisa diwujudkan atau tidak, paket Rugeh membawa angin sejuk perubahan, terutama untuk broker kecil-menengah yang netral," ujar seorang direktur kepada broker kecil-menengah.
Harus diakui, paket Rugeh membawa budaya kampanye direksi bursa begitu terbuka, terbuka, transparan, dan semarak. Ini perlu dijaga agar siapa pun yang terpilih, direksi bursa agar independen, tegas, pro industri pasar modal, dan terbuka terhadap kritik.
Bisnis Indonesia Rabu, 24/06/2009 11:21 WIB