Kamis, 14 Mei 2009

'Boediono representasi kepentingan asing'

JAKARTA (Antara): Penetapan Boediono sebagai cawapres Susilo Bambang Yudhoyono lebih mencerminkan representasi kepentingan pihak asing terutama penganut paham neoliberasme yang ingin tetap mencengkramkan kukunya di Indonesia."Saya jauh hari sudah tahu dan menulis bahwa SBY tidak akan mencari wakil dari kelompok Islam religius. Ketika berdiskusi dengan teman-teman di Inggris kita sudah bisa menebak keinginan SBY," ujar dosen pascasarjana ilmu politik UPN Bambang Istianto hari ini.Bagi lembaga keuangan asing, Boediono sudah menerapkan kebijakan ekonomi seperti yang mereka inginkan di Indonesia, hingga negara tersebut memiliki ketergantungan besar terhadap utang luar negeri.Cawapres dari partai Islam sulit diterima oleh kepentingan asing, karena lebih berpikiran untuk kemaslahatan umat bukan untuk segelintir orang yang menguasai banyak akses ekonomi. Dipilihnya Boediono terkait dengan masalah keberpihakan saja.Boediono diyakini akan membuat kebijakan yang menguntungkan modal asing, bukan kepentingan umat Islam."Kita tahu umat Islam banyak yang miskin dan berusaha di sektor informal yang justru harus dilindungi dengan kebijakan agar mereka bisa tumbuh," ujarnya.Bambang, yang juga pengurus Muhammadiyah Bekasi itu, menyatakan teori globalisasi, pasar terbuka, pasar bebas serta kapitalisme yang diusung penganut paham ekonomi Barat terbukti gagal dalam membuat masyarakat sejahtera."Kenapa kita masih mengusung orang yang mempertahankan teori ekonomi dengan paham neoliberalisme dan kapitalismenya," katanya.Dia mengatakan tersingkirnya calon dari empat partai Islam yang justru suara totalnya lebih besar dari Partai Demokrat untuk kursi wapres tidak terlepas dari opini yang dibentuk media massa. Yang menguasai media di Indonesia kan kelompok sekuler, lanjutnya.Lebih jauh dia mengatakan kelompok sekuler ingin mengusung paham sekuler diterapkan di Indonesia untuk melemahkan umat dalam melaksanakan syariah agamanya.Dia meminta agar umat Islam instrospeksi diri dengan memilih capres yang nantinya diyakini akan memperjuangkan aspirasi umat Islam dan tidak tergantung pada pihak asing."Di era Orde Baru umat Islam sudah dimarginalisasikan, sekarang upaya itu terus diupayakan berlanjut hingga umat Islam secara ekonomi dan politik akan jadi permainan dan kepentingan sesaat dari pihak asing," ujarnya.?

Tidak ada komentar: