Selasa, 16 November 2010

Dokumentasikan hidupmu!

Sebuah berita yang menggembirakan! Beberapa minggu yang lalu, buku yang berisi kumpulan tulisan motivasi saya selama beberapa tahun di harian Bisnis Indonesia Minggu ini, akhirnya diterbitkan.

Buku yang diberi judul Up Your Life dan Up Your Success, hasil kerja sama dengan Penerbit Swadaya ini diluncurkan bersamaan dengan sebuah event besar Indonesia Book Fair 2010 yang diadakan setiap tahunnya di Istora Senayan Jakarta.

Pada hari pertama pameran buku akbar tersebut, saya diberikan kesempatan memperkenalkan sekaligus membahas buku Up Your Life dan Up Your Success' itu.

Pada salah satu sesi tanya jawab dengan -pengunjung yang hadir, sebuah pertanyaan pun muncul, "Apakah motif dasar yang membuat saya menulis artikel-artikel dan buku? Mengapa perlu menulis artikel dan buku-buku?"

Jawaban spontan yang saya berikan pada saat itulah, yang pada kesempatan kali ini, akan saya jadikan sebagai inpsirasi penulisan artikel ini. Inti jawaban saya, sangatlah penting bagi setiap orang untuk mendokumentasikan hidup dan pemikirannya. Karena itulah sebenarnya kekayaan utama (ultimate legacy) yang bisa kita wariskan ke generasi berikutnya.

Mungkin di antara Anda para pembaca, masih ingat dengan catatan harian Laura Ingals Wilders (1867-1957) yang kemudian pernah difilmkan dengan judul The Little House on The Prairie di TV? Itulah contoh dokumentasi hidup yang menarik.

Meskipun Laura Ingals adalah orang dari kalangan biasa, bahkan cenderung termasuk kelas menengah ke bawah. Namun, catatan -harian kehidupannya serta insight-insight-nya membuat kisah hidupnya menjadi begitu menarik.

Dan yang terpenting, kisah hidupnya pun begitu mengilhami banyak oang tentang makna kehidupan, kekeluargaan, dan kasih sayang antarsaudara.

Begitu pula kita mungkin pernah dengar kisah kehidupan Anne Frank yang merupakan hasil tulisan dan catatan hidupnya selama tinggal di Belanda pada masa pendudukan Nazi.

Buku harian tersebut berawal dari hadiah sebuah buku yang diberikan kepada Anne pada ulang tahunnya yang ke-13. Sejak itulah, Anne Frank mencatat rentetan peristiwa-peristiwa kehidupannya dari 12 Juni 1942 hingga catatan terakhir pada 1 Agustus 1944.

Anne sendiri akhirnya dieksekusi oleh Nazi tetapi buku catatan hariannya hingga sekarang menjadi inspirasi yang luar biasa bagi banyak orang tentang perjuangan hidup dan ketabahan seorang anak remaja menghadapi kesulitan hidupnya.

Pada intinya, setiap dari kita punya keunikan pengalaman dan cara berpikir. Berbagai penga-laman unik dan kesimpulan yang berbeda itulah, yang sebenarnya bisa menjadi bahan yang memperkaya kehidupan orang lain.

Pada sisi lain, sebenarnya sangat disayang-kan apabila berbagai pengalaman, kesimpulan maupun pengetahuan yang kita miliki tidak pernah didokumentasikan.

Sebab bisa saja, apa yang telah kita alami dan telah kita lewati bisa menjadi pembelajaran dan hikmah bagi orang lain. Kesulitan dan masalah yang telah kita lewati bisa menjadi solusi maupun peringatan bagi orang lain, sehingga mereka tidak perlu melewati kesalah-an yang sama seperti yang pernah kita alami.

Sebut saja, saya masih ingat sosiolog Arief Budiman pernah menulis 'Pengalaman Belajar di AS' pada 1991, yang pada waktu itu menjadi pelajaran penting bagi para mahasiswa yang akan kuliah ke luar negeri.

Termasuk bagi saya sendiri yang menempuh pendidikan di Kanada. Di sinilah tampak jelas bagaimana pengalaman dan pembelajaran kita, sebenarnya dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi orang lain. Demikian pun sebaliknya.

Di sisi lain, dokumentasi hidup kita dalam bentuk artikel, pemikiran ataupun perjalanan hidup kita, akan menjadi sebuah harta warisan kehidupan kita yang tak akan habis ditelan oleh waktu.

Lama, setelah kita meninggalkan dunia ini, buah tulisan dan pemikiran kita sebenarnya masih akan dapat diakses oleh orang dan -generasi kita berikutnya, melalui apa yang kita tuliskan.

Di sinilah tulisan-tulisan yang kita buat, menjadi bukti otentik atas kehidupan yang kita pernah jalani sekaligus menjadi warisan pemikiran yang masih bisa dipelajari dan direnungkan oleh generasi kita berikutnya.

Atau dengan kata singkatnya, tubuh kita akan mati tetapi pemikiran dan kisah pengalam-an yang kita tuangkan dalam tulisan kita, akan hidup selama-lamanya.

Yang bisa didokumentasi

Sebuah pertanyaan yang sering kali muncul adalah, apakah yang bisa kita dokumentasikan? Sebenarnya ada banyak hal tentang hidup Anda yang bisa Anda dokumentasikan.

Dimulai dari hal yang paling sederhana yak-ni kisah kehidupan yang Anda jalani sehari-hari. Bisa dimulai dari catatan detail pengalam-an Anda dari hari-hari, hingga kepada inspirasi hidup yang Anda dapatkan dari kehidupan Anda sehari-hari.

Yang jelas, inilah kehidupan yang unik dan berbeda yang bisa Anda wariskan. Bahkan, pengalaman serta hobi Anda yang unik pun bisa menjadi dokumentasi hidup Anda yang berharga.

Bukankah kita banyak menemukan buku-buku kisah perjalanan seseorang termasuk hobi-hobi seseorang yang kemudian didokumentasikan menjadi buku.

Berikutnya yang bisa Anda dokumentasikan bisa termasuk pula buah pemikiran Anda. Hasil analisis Anda tentang suatu peristiwa hingga buah pemikiran ataupun gagasan Anda, bisa menjadi dokumentasi hidup Anda yang berharga pula.

Hingga sekarang ini, berbagai hasil analisis para pakar politik, ekonomi, sosial maupun ilmuwan sering kali dipelajari dan menjadi bahan referensi yang berharga.

Cara mereka menilai dan memaknai pengalaman dan keahlian mereka itu pun, seringkali menjadi sumbangan pemikiran yang berharga. Dengan demikian, inipun bisa menjadi pertanyaan bagi Anda.

Apakah keahlian dan kemampuan Anda yang Anda kuasai yang bisa Anda analisis, gali serta bicarakan secara tertulis, sehingga dapat menjadi sumber kekayaan dan referensi bagi orang lain. Mulailah menuliskannya!

Akhirnya, semoga tulisan ini mulai menginspirasikan diri Anda mewariskan sesuatu yang paling unik dari diri Anda yakni pengalaman serta pemikiran Anda.

Ingatlah selalu, jadilah hidup Anda sebagai sesuatu yang masih dapat diwariskan. Warisan paling berharga tersebut bukanlah harta dan benda melainkan buah pemikiran Anda.

Catat dan tulisakanlah, itulah yang dimaksud dengan 'mendokumentasikannya'. Anda tidak harus menjadi seorang penulis yang hebat, tetapi Anda selalu bisa mencatatkan hidup Anda.

Dengan demikian, seperti yang dikatakan oleh seorang pembicara Stephen Covey, proses dan tujuan utama dari kehidupan kita sebenarnya dapat dirumuskan menjadi 4L yakni to Live (untuk hidup), to Learn (untuk belajar), to Love (untuk mencintai) serta to Leave a Legacy (meninggalkan warisan).

Nah, terpikirkankah oleh Anda sekarang, apa yang akan Anda wariskan ketika Anda meninggalkan dunia ini sehingga dunia tetap meng-ingat nama Anda?

Akhirnya, ada sebuah kalimat mutiara yang menarik, "I maybe here for a shortwhile, gone tomorrow. But, in whatever part you play, be remembered as part of a legacy of sharing dreams and changing humanity for the better. It's that legacy that never dies" (Saya mungkin disini hanya sebentar, besok sudah tiada. Tetapi, apa pun peran yang kamu miliki, buatlah diri Anda diingat sebagai bagian dari mereka yang membagikan mimpi dan mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Itulah warisan yang tak akan pernah lenyap dimakan waktu).


Oleh: Anthony Dio Martin
Sumber : Bisnis Indonesia

Anda diutus untuk apa?

Ada satu pesan penting yang saya sampaikan ketika berbicara di hadapan sekitar 1000 Top Agent Asuransi Jiwa di Bali beberapa waktu yang lalu. Di forum tersebut saya mengajak semua yang hadir untuk menemukan apa misi hidup kita di dunia ini. Misi hidup ini penting karena inilah yang akan menentukan kesuksesan sekaligus kebahagiaan kita.

Apakah orang bisa sukses tanpa misi hidup? Tentu saja bisa dan banyak orang yang telah membuktikannya. Kesuksesan bisa kita dapatkan kalau kita bekerja keras dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan secara konsisten.

Namun, tanpa misi hidup yang jelas kita tak mungkin akan merasa bahagia. Kalaupun kita merasa bahagia sesungguhnya itu hanyalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Kebahagiaan tersebut bersifat dangkal dan tidak mendalam.

Kebahagiaan hanya akan bersifat mendalam kalau kita menemukan bahwa apa yang kita lakukan tersebut bermakna dan membuat hidup kita benar-benar berarti. Ini hanya bisa kita dapatkan kalau kita menyadari bahwa kita sesungguhnya benar-benar diutus oleh Tuhan ke muka bumi ini untuk menjalankan pekerjaan tersebut.

Mungkin Anda akan bertanya, "Sebegitu jauhkah penemuan yang harus kita lakukan?" Saya akan menjawab dengan "Ya" yang penuh keyakinan. Kita harus menyadari mengapa kita diutus Tuhan ke dunia ini.

Kita juga perlu menemukan jawaban mengenai mengapa kita yang diutus Tuhan dan bukan orang lain. Tuhan adalah yang Maha Perencana, dan Tuhan tidak pernah menjadikan segala sesuatu sia-sia. Karena itu pasti ada maksud besar Tuhan ketika Ia mengutus kita ke dunia ini.

Kata "mengutus" sengaja saya gunakan bukan dengan maksud melebih-lebihkan tetapi saya merasa bahwa inilah yang sebenarnya terjadi. Mungkin Anda berpikir bahwa kata "mengutus" lebih tepat bila dialamatkan kepada Nabi dan Rasul sebagai manusia pilihan utusan Tuhan.

Namun, hasil perenungan saya membawa saya kepada kesimpulan yang lebih besar lagi. Sesungguhnya Tuhan bukan hanya mengutus Nabi dan Rasul ke dunia ini, Tuhan bahkan mengutus kita semua ke dunia ini dengan maksud yang tak kalah mulianya dengan Nabi dan Rasul. Bahkan saya ingin mengatakan bahwa tidak ada satu pun manusia yang ada di bumi ini yang tidak merupakan utusan Tuhan.

Bedanya dengan Nabi dan Rasul adalah pada formalitasnya. Kepada Nabi dan Rasul Tuhan menegaskan bahwa mereka adalah utusan Tuhan. Mereka diberi tahu oleh Tuhan, mereka diangkat secara resmi oleh Tuhan sehingga mereka benar-benar menyadarinya dan memberi tahu umat manusia mengenai posisi tersebut.

Hal ini berbeda dengan kita. Walaupun Tuhan mengutus kita ke dunia ini, Tuhan tidak menyampaikan pesannya secara resmi. Alih-alih, Tuhan menyampaikannya secara halus dan implisit, melalui apa yang kita sukai, apa yang kita inginkan dan impikan, serta apa yang membuat kita senang melakukannya.

Temukan misi hidup

Tuhan mengutus banyak orang ke dunia ini untuk memberikan manfaat kepada sesama manusia. Bu Kasur dan Kak Seto diutus untuk membahagiakan anak Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta diutus untuk memerdekakan Indonesia.

Sementara itu, Ibu Theresa untuk membantu kaum miskin dan menjadi teladan mengenai kasih. Mahatma Gandhi diutus untuk menjadi pemersatu bangsa India. Nelson Mandela diutus untuk menghapus Apharteid. Michael Jackson dan David Foster diutus untuk menghibur dan menginspirasi masyarakat dunia melalui lagu dan musik yang hebat dan mencerahkan. Hee Ah Lie diutus Tuhan untuk memberikan motivasi dan inspirasi bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan di dunia ini.

Ada orang yang diutus ke dunia ini untuk menjadi dokter, insinyur, guru, wartawan, seniman, politisi, organisator, sopir, maupun petugas kebersihan. Semua tugas tersebut sama pentingnya dan sama mulianya. Semua tugas yang dilakukan untuk melayani sesama manusia adalah mulia. Tidak ada pekerjaan baik yang tidak mulia.

Tuhan memang menjadikan kita berbeda-beda dalam hal kepandaian, minat, bakat, pengetahuan, dan keterampilan. Perbedaan itu diperlukan agar kita dapat saling membantu dan menciptakan dunia yang lebih baik.

Maka tantangan terbesar kita sesungguhnya adalah untuk mengenali siapa diri kita dan untuk apa kita diutus Tuhan?

Akan halnya saya sendiri, sesungguhnya saya menemukan profesi saya sebagai motivator, fasilitator, dan konsultan ini melalui perjalanan yang cukup panjang. Selepas kuliah dulu sesungguhnya saya tidak punya gambaran yang jelas mengenai karier apa yang akan saya tekuni di dunia kerja.

Saya pernah "tersesat" beberapa tahun di dunia Public Relations (PR) dan secara tidak sengaja memasuki dunia konsultan. Namun, ketidaksengajaan ini ternyata membawa berkah.

Saya menemukan bahwa menjadi fasilitator ternyata pekerjaan yang menyenangkan dan membahagiakan. Tiba-tiba saja saya tersadarkan bahwa menjadi guru dan mengajar sesungguhnya sudah menjadi kesukaan saya sejak kecil. Bahkan ketika kecil dulu saya sering menjadi "guru" dan memberikan pelajaran kepada adik-adik saya.

Inilah yang kemudian membawa saya sampai menjadi saya yang sekarang. Saya bahkan menemukan bahwa inilah alasan mengapa Tuhan menurunkan saya ke dunia ini: untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat banyak.

Saya sudah merasa mantap dengan pekerjaan saya ini. Saya sudah merasa bahwa inilah pilihan hidup yang tertinggi bagi saya. Saya akan menjadi motivator sampai saya tua, sampai saya dipanggil Tuhan nanti.

Setelah saya menemukan jalan hidup saya ini ada banyak tawaran yang datang kepada saya dari berbagai Head Hunter. Banyak yang menawarkan saya posisi Human Resources Director, bahkan ada yang berani menawarkan saya posisi President Director sebuah perusahaan multi nasional, tentunya dengan berbagai paket yang menarik, tetapi semuanya saya tolak karena sebuah alasan: saya diutus Tuhan ke dunia ini bukan untuk menjadi Direktur tetapi untuk memberikan pencerahan untuk masyarakat.

Pembaca yang budiman, apakah Anda sudah menemukan apa misi Tuhan yang dititipkan-Nya kepada Anda? Bila belum saya mengajak Anda untuk meluangkan waktu untuk menemukannya. Percayalah hal itu akan menjadi penemuan terpenting dan terbesar dalam hidup Anda

Oleh: Arvan Pradiansyah
Sumber : Bisnis Indonesia