Jumat, 08 Mei 2009

Mega Diminta Mensesneg Sukseskan Debat Capres

JAKARTA - Mensesneg Hatta Rajasa menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediaman pribadinya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, kemarin (6/5). Kedatangan Hatta itu cukup menarik. Sebab, wakil ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional (MPP PAN) tersebut merupakan kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang didorong Amien Rais untuk disandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pria kelahiran Palembang, 18 Desember 1953, itu tiba sekitar pukul 17.30 dengan Toyota Camry B 1808 RFS. Pembicaraan tertutup berlangsung sekitar satu jam.Setelah pertemuan, Hatta menyampaikan bahwa kedatangannya itu terkait dengan status rumah Megawati. Sebelumnya, ungkapnya, rumah di kawasan elite tersebut merupakan milik pemerintah. Sesuai UU, para mantan presiden dan wakil presiden berhak mendapatkan rumah itu. ''Rumah ini sudah menjadi milik ibu sebagai mantan presiden,'' terangnya.Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menjelaskan, Hatta memang datang dalam kapasitas sebagai Mensesneg. Sebagai pembantu presiden, dia menyampaikan persoalan status rumah Megawati tersebut.Tetapi, soal rumah bukan satu-satunya materi pembicaraan. Pram -sapaan akrab Pramono- mengakui bahwa Megawati dan Hatta juga membahas perkembangan politik, khususnya momentum pilpres yang sudah di depan mata. Salah satunya ialah agenda debat capres yang mau tidak mau akan mempertemukan para capres-cawapres di satu panggung.Apabila Megawati jadi tampil sebagai capres, sudah bisa dipastikan bahwa dia akan berdebat dengan SBY selaku incumbent. ''Bagaimanapun, Mega, SBY, Wiranto, Jusuf Kalla, dan Prabowo, secara langsung maupun tidak langsung, akan berkomunikasi. Itu terjadi nanti ketika debat capres-cawapres,'' ujar Pram.Menurut dia, momentum itu tidak perlu ditanggapi berlebihan. ''Apalagi, semua punya persepsi yang sama tentang kebangsaan,'' katanya. Selain itu, lanjut Pram, Hatta menyampaikan bahwa PAN sudah positif berkoalisi dengan Demokrat dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Itu sekaligus menepis anggapan bahwa di internal PAN masih terjadi friksi. (pri/agm)

Tidak ada komentar: