Jumat, 08 Mei 2009

Dana Revitalisasi Mesin dan Peralatan Tidak Terserap Optimal

SURABAYA - Dana revitalisasi mesin dan peralatan industri tekstil tak terserap maksimal tahun lalu. Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka (ILMETA) Depperin Ansari Bukhari, dari alokasi anggaran sebesar Rp 300 miliar, terserap hanya sekitar 73 persen. ''Krisis global memaksa banyak perusahaan membatalkan rencana investasinya, termasuk membeli mesin,'' katanya saat Sosialisasi Program Restrukturisasi Permesinan Industri di Hotel Bumi, Surabaya, kemarin (7/5).Anshari mengatakan, krisis membuat kemampuan perusahaan untuk membeli mesin makin turun. Apalagi, jika mesin tersebut produk impor, harganya akan kian melambung akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat krisis. ''Rata-rata nilai harag) mesin tekstil sekitar Rp 1,5 miliar-Rp 1,7 miliar per unit,'' tuturnya. Akibatnya, ungkap dia, saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan mesin tua atau berusia di atas 15 tahun. ''Jika masih memakai mesin lama, akan sulit bersaing di pasar internasional. Kapasitas produksi sulit ditingkatkan, dan biaya produksi juga naik karena mesin itu tidak hemat energi,'' terangnya.Tahun ini Depperin mengurangi anggaran subsidi revitalisasi mesin tekstil menjadi Rp 250 miliar. ''Kami harap ini bisa terserap semuanya,'' katanya. (luq/dwi)

Tidak ada komentar: