Jumat, 08 Mei 2009

Saat Lawan Menjadi Kawan

Pada 2004, Hasyim Muzadi dan Jusuf Kalla (JK) adalah sama-sama calon wakil presiden (cawapres). Hasyim berpasangan dengan capres PDIP yang juga ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri. Sedangkan JK adalah cawapres untuk capres Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu duet Megawati-Hasyim dan SBY-JK mendulang suara terbanyak dan melaju ke putaran II. Mereka mengalahkan tiga pasangan lain, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Hamzah Haz-Agum Gumelar, dan Amien Rais-Siswono Yudohusodo. Pada 2004, Hasyim tidak lagi maju dalam pemilihan presiden (pilpres). Bukan karena tidak ada pasangan atau tidak ada parpol yang mendukung. Namun, kiai pengasuh Pesantren Al-Hikam, Malang, itu lebih memilih menekuni gerakan kultural daripada terjun ke dunia politik. Apalagi, posisinya sebagai ketua umum PB NU mengharuskan dia ''ngopeni'' organisasi Islam terbesar di tanah air tersebut. Namun, sebaliknya, JK pada pilpres tahun ini maju sebagai capres dengan menggandeng rivalnya pada 2004 sebagai cawapres, yakni Wiranto. Menjelang Pilpres 2009, silaturahmi JK dan Hasyim tidak putus. Hasyim bahkan terang-terangan senang dengan majunya JK sebagai capres. Bagi JK, dukungan Hasyim dan kesediaan Wiranto menjadi cawapresnya membuktikan bahwa dua mantan lawannya itu kini menjadi kawan politisnya. Itulah dunia politik, tak ada musuh abadi. (agm)

Tidak ada komentar: