Jumat, 08 Mei 2009

Keputusan di Infrastruktur

Begitu besar kesadaran para pengambil keputusan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan langkah strategis yang akan mempercepat laju gerakan perekonomian. Berulang kali kegiatan penting digelar untuk menjaring investor yang diharapkan mampu untuk memacu penyediaan infrastruktur.Salah satu infrastruktur yang dinilai penting untuk mempercepat gerak laju perekonomian ialah yang terkait dengan transportasi. Sayangnya, dari demikian banyak rencana pembangunan infrastruktur di bidang transportasi-usia sebagian rencana tersebut sudah memasuki usia belasan tahun-hanya sedikit yang berhasil direalisasikan.Mari kita ingat lagi sejumlah proyek infrastruktur di sektor transportasi yang sempat digadang-gadang seperti jalan tol trans-Jawa, jembatan Selat Sunda, jembatan Suramadu, serta busway, monorel, dan mass rapid transit (MRT) berupa subway di DKI Jakarta.Belasan tahun lalu, jalan tol trans-Jawa ditargetkan rampung pada 2010. Faktanya saat ini proyek itu berjalan tersendat-sendat. Yang paling maju progresnya hanya jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Madura. Fisik proyek di Jawa Timur itu sudah rampung dan tinggal menanti masa pengoperasiannya.Jembatan Selat Sunda tidak jelas lagi rencana pembangunannya. Pada pertengahan 1990-an pengusaha muda Ari Sigit disebut-sebut akan membangun megaproyek tersebut, tetapi pembahasan itu segera lenyap seiring dengan datangnya krisis. Belakangan nama pengusaha Tomy Winata sempat mengemuka untuk mewujudkan jembatan itu, tetapi sejauh ini belum ada lagi kemajuannya.Begitu pula proyek prasarana transportasi di Ibu Kota, berjalan terantuk-antuk pada berbagai batu sandungan. Busway memang berjalan di sejumlah koridor, tetapi kelanjutannya patut mengundang tanda tanya. Monorel pun terkatung-katung setelah PT Jakarta Monorail gagal memenuhi harapan orang banyak terhadap rampungnya proyek tersebut.Di sisi lain, proyek MRT pun tersandung di tingkat tender desain dan entah kapan sebenarnya bisa segera dimulai pembangunannya.Harian ini perlu kembali mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur tidak cukup sekadar diwacanakan. Berbagai kegagalan dalam mewujudkan infrastruktur, hampir pasti tidak terlepas dari matangnya aspek perencanaan.Yang menyedihkan adalah ketika salah satu pejabat penting di Departemen Perhubungan yang menyatakan bahwa kelambatan merupakan hal yang biasa dalam proses tender. Sangat sulit dipercaya bahwa kelambatan dilekatkan dengan tradisi bangsa ini.Penyediaan infrastruktur sudah tiba pada tahap yang memerlukan kecepatan untuk pengadaannya. Kita memerlukan pejabat yang punya kehendak kuat untuk mewujudkan prasarana yang akan menjadi lokomotif penarik gerbong berbagai sektor ekonomi dengan pengambilan keputusan dan pelaksanaan yang cepat.

Tidak ada komentar: