Selasa, 27 Oktober 2009

Telkom cari utang US$735 juta Kinerja perseroan triwulan III/2009 diperkirakan di bawah 5%

JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berencana mencari pendanaan eksternal senilai US$735 juta guna memenuhi belanja modal tahun depan yang diproyeksikan mencapai US$2,1 miliar.


Menurut Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, komposisi pencarian dana eksternal itu akan dirumuskan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan 2010.

"Kami perkirakan pencarian dana eksternal mencapai hingga 35% dari belanja modal 2010 yang jumlahnya diproyeksikan sama dengan belanja modal tahun ini atau tahun lalu [US$2 miliar-US$2,1 miliar] dan sisanya akan kami penuhi melalui kas internal," ujar Rinaldi kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan perseroan menjajaki pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi guna memenuhi belanja modal tersebut yang akan ditujukan untuk peningkatan infrastruktur dan ekspansi perseroan.

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sarwoto Armosutarno mengatakan pada tahun depan perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar US$1,3 miliar atau Rp13 triliun untuk membangun berbagai infrastruktur bisnis perseroan.

"Untuk sumber pendanaannya yang jelas proporsional, yaitu dari internal maupun eksternal. Saat ini kami masih menghitung porsi dari internal maupun eksternal tersebut," ujarnya pekan lalu.

Menurut Sarwoto, salah satu yang dijajaki adalah mencari dana dari pasar. Namun hingga saat ini belum diputuskan sumber dana dari obligasi. Belanja modal Telkomsel, lanjut dia, akan digabungkan dengan induk usahanya yaitu Telkom.

Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno menuturkan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan yang mencapai US$2 miliar-US$2,1 miliar, perseroan akan menjajaki penerbitan obligasi sebesar sekitar Rp2 triliun-Rp3 triliun.

"Namun kami masih mengkaji berbagai kemungkinan sebelum melepas obligasi tersebut. Dana yang diperoleh tentu saja untuk mendukung ekspansi bisnis," ujarnya.

Selain melalui obligasi, Telkom juga menyiapkan vendor financing (pendanaan vendor) senilai US$400 juta dari Huawei dan Zhing Xing Telecommunication Equipment Company Ltd (ZTE) yang masing-masing US$300 juta dan US$100 juta.

Sudiro mengatakan hingga akhir 9 bulan pertama tahun ini, pertumbuhan pendapatan Telkom diperkirakan di bawah 5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Untuk pertumbuhan Telkomsel, lanjutnya, berada di kisaran 6%-8% dari periode yang sama 2008.

Dia menuturkan terdapat ruang untuk mendapatkan keuntungan valuta asing, menyusul penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kondisi itu berbeda dengan yang terjadi tahun lalu saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, sehingga membuat rugi valuta asing.

"Sudah ada perbaikan pada akhir kuartal III ini, dan kemungkinan kami meraih forex gain karena penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

Akuisisi perusahaan

Rinaldi mengatakan untuk pengembangan perusahaan, perseroan akan segera menyelesaikan akuisisi saham PT Solusindo Kreasi Pratama atau yang dikenal dengan Indonesian Tower. "Kami sedang memfinalisasi due diligence. Finalisasi akuisisi masih berjalan hingga saat ini."

Solusi Kreasi adalah pelopor di bidang industri menara telekomunikasi dan merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki lebih dari 800 menara di Indonesia.

Perusahaan itu tahun lalu memiliki basis pelanggan lebih dari 1.400 penyewa di seluruh Indonesia dengan pendapatan berkisar Rp300 miliar.

Rinaldi menuturkan Telkom saat ini menghentikan uji tuntas atas rencana pembelian saham Telecomunications Company of Iran. "Kami berhenti dulu, karena alasan nonkomersial." ( Oleh Sylviana Pravita R.K.N. & Bambang P. Jatmiko/Bisnis Indonesia/s)

Tidak ada komentar: