Rabu, 28 Oktober 2009

Indonesia Masih Jadi Incaran Investor Singapura

JAKARTA - Indonesia masih menjadi incaran investor-investor asing, terutama dari negara tetangga seperti Singapura. Dalam rangka menjalin kerjasama yang lebih erat, kemarin sebanyak 25 pengusaha Singapura mengunjungi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Ketua Kadin Indonesia Komite Singapura, Iwan D. Hanafi, mengatakan, delegasi pengusaha dari Singapura tersebut berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. Mereka memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk memperluas jaringan bisnisnya di Singapura. "Ini dalam rangka untuk memperluas networking dan kita juga mengadakan business gathering untuk membicarakan beberapa hal," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, kata Iwan, keduanya mengungkapkan beberapa potensi bisnis di negaranya masing-masing. Bahkan sejumlah hal berpotensi untuk ditindaklanjuti. Setelah Jakarta, rombongan itu sepakat untuk melanjutkan kunjungan bisnisnya ke beberapa kota lain yakni Surabaya dan Balikpapan. "Di dua kota itu juga akan diadakan bisnis meeting dengan pelaku usaha di sana," ungkapnya.

Dengan adanya kunjungan bisnis itu, Iwan berharap segera terjadi kesepakatan dan deal-deal bisnis baru antara pengusaha Singapura dan Indonesia. Bukan hanya yang sudah exsisting, tetapi juga investasi baru. "Memang sebagian dari mereka sudah exsisting dan memiliki bisnis tertentu di Indonesia, kita harapkan mereka tertarik untuk meningkatkan volumenya," lanjutnya.

Ketua Delegasi Bisnis Singapura ke Indonesia, Lui Sin Leng mengungkapkan, sudah banyak investasi pengusaha Singapura di Indonesia. Namun begitu, menurut dia, masih banyak sektor-sektor usaha lain yang masih sangat potensial untuk digarap dan memiliki peluang yang menjanjikan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan kunjungan bisnis untuk mencari peluang itu. "Kami tertantang untuk meningkatkan investasi di Indonesia dalam beberapa sektor strategis seperti migas dan property," tegasnya.

Bertahun-tahun Indonesia mengalami minus neraca perdagangan atas Singapura. Tahun lalu, perdagangan kedua negara masih minus USD 8,9 juta bagi Indonesia. (wir/kim/jp.com/sfl)

Tidak ada komentar: