Jumat, 06 November 2009

Ultrajaya menggagas peternak berjiwa wirausaha *

Ardi, remaja lulusan SMA Peternakan di Pangalengan itu punya kesibukan baru sejak pekan lalu. Setiap hari dia membersihkan ruangan pemerahan susu sapi di farm land milik Ultrajaya agar tetap bersih dan steril.


Setelah itu, dia juga belajar memerah susu dengan peralatan canggih. Ardi bukan menjadi karyawan Ultrajaya, melainkan sedang belajar tentang tata cara beternak sapi perah. Meski belajar, Ardi mendapatkan uang saku Rp850.000 per bulan.

"Saya ingin nantinya menjadi peternak yang berhasil," ujarnya. Ardi menyadari untuk menggapai cita-citanya, dia harus memulai dari bawah, dan belajar mengerti seluk beluk peternakan sapi perahan. Setelah belajar di farm land Ultrajaya, Ardi akan mengelola proyek usaha sapi perahan.

Ardi adalah salah satu dari 50 orang lulusan SMA Peternakan yang ikut program belajar selama 1 tahun di peternakan milik Ultrajaya di Pangalengan. Selain mereka, ada 50 orang peternak tradisional di sekitar Pangalengan yang menjadi program serupa.

Modul dan materi pembelajaran bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Selepas menjadi peserta program tersebut, mereka diharapkan menjadi entrepreneur di sektor usaha pemerahan susu sapi.

Program tersebut merupakan bagian dari ikhtiar Abdullah Sabana Prawirawidjaja, Presiden Direktur PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk, mewujudkan mimpinya, yakni menjadikan peternak sebagai seorang entrepreneur yang mandiri.

"Pembelajaran itu akan meningkatkan kemampuan peternak tradisional dan para lulusan SMA Peternakan entrepreneur," ujarnya di pabriknya di Padalarang, Jawa Barat, awal pekan lalu.

Ultrajaya memiliki pabrik berteknologi canggih, yang membutuhkan pasokan susu sedikitnya 150-200 ton susu murni per hari. Akan tetapi, jumlah ternak yang dimilikinya baru 600 ekor sapi dengan hasil susu murni 42 liter per hari.

Untuk meningkatkan pasokan susu ke pabrik, Ultrajaya pun mencetak para pengusaha peternakan sapi perahan. Sejauh ini, kekurangan pasokan diambil dari 189 kelompok peternak Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS).

Koloni

Para alumni pembelajaran akan dikumpulkan dalam bentuk koloni, yang masing-masing berisi 10 orang. Setiap orang nantinya akan mendapatkan 15-20 ekor sapi perahan impor, dengan harga Rp15 juta per ekor. Dibutuhkan dana investasi Rp300 juta per orang.

Untuk pembangunan kandang modern bagi petenak akan dicari di sekitar Pangalengan. Berada di pinggir jalan, agar mudah transportasi pengiriman susu ke pabrik bisa sampai 5 jam. Nilai investasinya dapat disesuaikan dengan letak lokasinya.

"Saya akan pasang badan untuk menjamin kredit investasi ini. Semua produksi susu murni akan diserap di pabrik Ultrajaya, sehingga break event point pada tahun ke-3," ujar Ketua Umum Industri Pengolahan Susu (IPS) ini.

Sabana mengharapkan ada campur tangan pemerintah, dalam hal ini Menteri Pertanian, agar memperhatikan kebutuhan peternak binaannya itu.

"Kami membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dalam pembangunan kandang modern dan pakan rumput gajah, termasuk mendatangkan sapi dari Australia," ungkapnya.

Ultrajaya menjadikan produk susu sebagai produk andalan, dan menjadi produsen terbesar susu di Indonesia sehingga berkepentingan terhadap peningkatan pasokan susu dengan cara menumbuhkan para peternak yang berjiwa wirausaha. (yuli.saleh@bisnis.co.id)

Oleh Rahmayulis Saleh
Wartawan Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: