Untunglah saya punya jenderal yang mengawal saya dengan setia. Mereka-mereka ini bertempur dengan nyawa menjadi taruhan. Mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segala tumpah darah agar saya bisa hidup tenang,aman, damai dan tidak dijajah oleh bangsa dan negara lain. Percayalah.
Jangan Anda katakan kalau mereka bertempur karena uang . Karena nanti mereka akan sangat tersinggung dan marah. Mereka memegang senjata adalah untuk kita. Percayalah.
Jangan pula Anda sebut untuk kekuasaan, karena prioritas mereka bukan itu. Mereka punya Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Jadi jangan ragukan itu. Percayalah.
Wawancarailah mereka dan mereka akan menyebut apa yang mereka lakukan sepanjang hidup, mulai dari lahir, dididik di akademi militer, bertugas di medan pertempuran, pensiun dan kemudian menulis buku, adalah sebagai sumbangsih kepada bangsa dan negara ini. Percayalah.
Karena kita hidup di negeri para jenderal. Percayalah. (*)
Filed under: All News, Lapak, Politik , indonesia, jenderal, militer, Politik
6 Responses
pemerhati mengatakan:
14 Maret 2009 pukul 12:19 am
hubungannya ke buku Prajurit Para Komando itu ya?
mungkin ini sebagai tulisan pembuka dari saya. belum abis baca bukunya sih.
taUbat mengatakan:
14 Maret 2009 pukul 8:09 am
Trauma karena pernah dijajah jadi masyarakat mempercayakan militer yang mempunyai armada tempurnya untuk memimpin NKRI ini.
Demokrasi kita masih baru wajar semua itu berjalan, seharusnya sekarang kita dapat melihat negara2 lain di dunia ini tidak perlu melihat Amerika, presidennya mayoritas adalah dari masyarakat sipil/biasa.
Alangkah baiknya tugas negara itu diberikan pada profesinya masing2.
Insya Allah NKRI akan damai dan sejahtera.
nggaklah, ini bukan karena trauma.
Singal mengatakan:
14 Maret 2009 pukul 8:43 am
Para Jenderal hanya takut kepada isterinya..hmmm
hihihihihi… betul jg y amang …
pemerhati mengatakan:
14 Maret 2009 pukul 2:58 pm
Senggol dikit kesini bang:
http://tirtaamijaya.wordpress.com/2007/09/04/mayjen-tni-sintong-panjaitan-pangdam-ix-udayana/#comment-2942.
Terutama reply beliau atas komen-komen yang masuk.
Note: beliau (blogger) ex Dan Pomdam Udayana yang menyelidiki kasus Santa Cruz. Menyedihkan intrik-intrik yang memberangus karir sang “rising star”.
sip, thanks atas infonya…langsung berangkat…
jamalsmile mengatakan:
15 Maret 2009 pukul 10:46 pm
ya.. beginilah resikonya hidup di negeri para jendral..
rebut kekuasaan!
Tulkiyem mengatakan:
17 Maret 2009 pukul 10:52 am
Jendral juga prajuritkan ?, ada berita baru disiarkan disalah satu televisi swasta, dua orang Prajurit yang melanggar disiplin dan dipecat..eh..pada waktu mereka diadili ternyata mereka nggak hafal Sapta Marga, yang mereka hafal cuman no 1 lainnya haloo? ditanya Pancasila ..sila ke 4 juga nggak hafal ,,,wadooooooooooooooohhh……!
Tulisan ini bersumber pada : http://nirwansyahputra.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar