Senin, 19 April 2010

Izin Kuasa Pertambangan milik asing agar dikoreksi

Minggu, 18/04/2010
JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah diimbau mengoreksi kepemilikan asing terhadap kuasa pertambangan (KP) atau izin usaha pertambangan (IUP) batu bara skala kecil yang jumlahnya mencapai ribuan karena berpotensi bermasalah bagi ketahanan energi nasional dan merugikan kepentingan nasional.

Direktur Indonesia Coal Society (ICS) Singgih Widagdo mengatakan peraturan pemerintah (PP) tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral telah dikeluarkan, sebagai landasan investor untuk datang menggarap potensi investasi tambang batu bara Indonesia.

Namun, tuturnya, jika menyinggung berbagai faktor dinamika industri pertambangan, ada satu aspek yang semestinya pemerintah mengoreksinya, yaitu kepemilikan KP atau IUP (izin usaha pertambangan) skala kecil oleh asing.

Atas pertimbangan kekuatan pasar produk pertambangan dan kekuatan pasar keuangan, tuturnya, kekuatan China dan India diharapkan menjanjikan bagi pelaku usaha pertambangan.

Di sisi lain, tuturnya, pemerintah ingin menarik sebesar-besarnya nilai investasi, bahkan diharaplam Rp2.000 triliun pada 2014.

Namun, katanya, jika aspek mikro dalam ruang investasi tertentu tidak diperhitungkan secara lebih detail, yang akan terjadi adalah kebalikannya yang lebih bernilai negatif.

Dengan membiarkan KP dan IUP dimiliki asing, khususnya China dan India, kontrol terhadap harga dan penetrasi batu bara ke kedua negara tersebut akan menjadi semakin sulit di masa mendatang.

“Jadi semestinya pemerintah segera meninjau kebijakan yang saat ini masih membebaskan kepemilikan asing terhadap KP dan IUP yang ada di Indonesia. Sejauh ini, semua dibebaskan memiliki izin, dengan syarat legal dan berbadan hukum Indonesia,” katanya hari ini.

Singgih menjelaskan dalam industri batu bara, pasar Asia Timur merupakan pasar batubara Indonesia. Dengan pertimbangan jarak dan biaya transportasi laut, pasar Eropa masih didominasi oleh Afrika Selatan dan Kolombia, selain Rusia.

Dengan dinamika pasar yang ada, Afrika Selatan telah menaikkan ekspor batu bara ke India yang tahun sebelumnya sebesar 13,5 % sekarang mendekati sekitar 30% atau sekitar 15 juta ton.

Australia, lanjutnya, sebagai pesaing industri batu bara Indonesia, juga dengan peningkatan kemampuan infrastrukturnya, akan menaikkan kemampuan ekspor batubara (steam coal) dari 146 juta ton tahun ini menjadi 165 juta ton pada 2013.(fh/bisnis.com)

Tidak ada komentar: